Penampilan Farel Prayoga yang mendendangkan lagu campur sari milik Abah Lala yang berjudul "Ojo Bandingke" memang menghibur dan mencairkan suasana saat melangsungkan aksinya ditengah rangkaian parade upacara 17 Agustus sedang berlangsung di Istana Negara.
Buktinya, banyak yang ikut berdendang dan turut bergabung berjoget bersama Farel, bahkan Menhan RI Prabowo Subianto turun menuju ke arah Farel, lalu disusul para artis, termasuk kemudian Menkeu RI Sri Mulyani Indrawati, Menlu RI Retno Marsudi, Menaker RI Ida Fauziyah sambil berjalan menggoyangkan badannya menuju panggung mini tempat Farel bernyanyi.
Dan memang penampilan Farel yang masih di tengah rangkaian Parade Upacara ini, memang sejarah baru, dan memang yang paling berbeda selama ada gelaran Upacara 17 Agustus sebelum-sebelumnya.
Barangkali juga Pak Presiden Jokowi ataupun pihak penyelenggara dan pihak berwenang dalam terselenggaranya Upacara memang ingin mengukir sejarah bahwa Upacara 17 Agustus tahun 2022 harus special dan perlu kejutan.
Memang sih, kalau merujuk Pada Renupmil (Rencana Upacara Militer) yang benar sesuai Protap TUM (Tata Upacara Militer) yang berlaku di TNI penampilan Farel yang masih di dalam rangkaian protokoler upacara sebenarnya agak kurang pas.
Kalau dalam Renupmil TUM di TNI semestinya farel tampil setelah rangkaian acara parade upacara selesai, atau sesi tambahan atau sesi lain-lain seperti contoh pada gambar berikut;Â
Kalau menurut protap di atas Farel semestinya ditampilkan pada sesi lain-lain atau sesi tambahan diluar acara protokoler rangkaian Upacara Parade, akan tetapi tentunya penulis menyadari.
Bahwa hal ini tentunya sudah merupakan kebijakan penyelenggara upacara, apalagi juga pada Upacara 17 Agustus 2022 tersebut, baik itu peserta dan para tamu undangan adalah gabungan yaitu dari Unsur TNI, Polri, Kementerian, dan masyarakat sipil lainnya.
Bisa jadi tata upacaranya memang sudah dibijaksanai atau memang tidak saklek harus menggunakan TUM yang berlaku di TNI, atau menyesuaikan dengan Upacara Sipil atau memang sudah ada petunjuk ataupun perintah khusus berkaitan dengan penampilan Farel tersebut dan sudah pasti direstui oleh pihak yang berwenang ataupun juga pihak penyelenggara Upacara.
Jadi protap tata upacara yang diterapkan saat itu tersebut, tentunya sudah dikoordinasikan, dipertimbangkan, dan dimatangkan sedemikian rupa dan tentunya sudah A1 dan ada yang bertanggung jawab masing-masingnya.
Lantas, apakah penampilan Farel tersebut mengurangi, esensi, kesakaralan, dan kekhidmatan pelaksanaan Upacara?
Ya, memang soal penampilan Farel Prayoga ini pun pada akhirnya menjadi viral di khalayak publik, ada yang Pro dan ada yang Kontra, tak sedikit yang Pro mengapresiasinya dan tak sedikit juga yang kontra dengan penampilannya, karena Farel tampil masih di tengah rangkaian Parade Upacara.
Yang jelas memang pasti ada perdebatan, ada yang bilang mengurangi esensi, kesakralan, dan kekhidmatan upacara ada yang bilang enggak masalah dan tidak memperanguhi esensi, kesakralan, kekhidmatan Upacara.
Wajar memang kalau ada pro dan kontra begitu, yaitulah namanya juga publik atapun netizen, punya opini dan pendapatnya masing-masing, perbedaan pendapat sih boleh, pro dan kontra sih boleh tapi ya yang saling menghargai saja lah. Santuy aja.
Begitu juga penulis, boleh kan berpendapat, nah kalau penulis sih, sangat-sangat dan sungguh banget sangat mengapresiasi penampilan Farel Prayoga, tapi alangkah baiknya sebenarnya kalau penampilan Farel tidak ditengah rangkaian Parade Upacara, tapi tampil setelah rangkaian Parade Upacara selesai.
Setidaknya juga untuk menghargai peserta Parade Upacara yang saat itu masih berdiri tegap dalam posisi istirahat di tempat, dan hanya bisa melihat dihadapan mereka ada yang berjoget-joget hepi, sementara mereka hanya bisa menatap saja, memandangi tingkah polah yang ada di depan mereka dan mungkin hanya bisa membatin dalam hati.
Bukankah hal ini malah terasa tidak adil, dan kurang demokratis, disatu sisi peserta Parade Upacara masih berdiri tegap dalam posisi istirahat di tempat dan fokus, tapi disatu sisi lainnya ada dihadapan mereka yang berjoget ria. Iya enggak, adil kah atau tidak kira-kira. Enggak kan.
Malah mungkin, kalau Farel tampil setelah rangkaian Parade Upacara selesai dan sudah tidak terlalu formal, bisa jadi akan lebih cair lagi dan bahkan peserta Upacara lainnya pasti akan tanpa beban ikut joget bergoyang ria meski hanya statis di tempatnya masing-masing.
Naaah, kalau begini baru pas dan adil, seluruhnya merasakan toh, bahkan jadi lebih meriah karena sama-sama bisa berjoget ria kan kalau begini kan lebih etis dan beretika toh, lebih demokratis toh, Iya enggak.
Namun, kalau menyoal esensi, kesakralan, ataupun soal kekhidmatan terkait disisipkannya Farel Prayoga tampil ditengah rangkaian parade Upacara, maka penulis hanya bisa menyampaikan, kalau soal ini hanya hati nurani masing-masing lah yang bisa jujur menjawab dan merasakannya.
Inilah kiranya yang bisa penulis sharing melalui artikel ini, semoga berkenan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H