Salah satu tonggak sejarah paling berpengaruh semenjak Indonesia merdeka adalah tugu Australia yang merupakan monumen yang dibangun pada 1945 oleh Pemerintah Australia di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Monumen ini didirikan untuk mengenang jasa para tentara Australia yang bertempur melawan Jepang sekira Juli 1945, dan pada tugu ini tercatat nama-nama pasukan Australia dan Selandia Baru yang gugur saat menggempur Jepang di Balikpapan, terletak di Kecamatan Balikpapan Kota, Jalan Sudirman, di depan Lapangan Merdeka, Balikpapan.
Sebenarnya banyak jejak peninggalan kolonial ini, juga termasuk beberapanya bisa baca di artikel penulis yang ini : https://www.kompasiana.com/sigit19781986/5ca1917dcc52837b0d152d42/balikpapan-punya-wisata-sejarah
Yang jelas, dari sudut pandang penulis, maka tentang kedatangan tentara Australia lah yang paling berpengaruh, karena pada akhirnya perkembangannya kemudian justru NICA Belanda yang menguasai Balikpapan.
Artinya setelah Australia, Selandia Baru, termasuk NICA Belanda berhasil mengalahkam Jepang di Balikpapan, maka NICA Belanda lah yang memegang otoritas kuasa atas Balikpapan.
Imperium penjajahan Jepang yang akhirnya runtuh tapi justru kembali terganti oleh imperium penjajahan baru yaitu NICA Belanda, padahal setelahnya Indonesia telah merdeka, tapi justru NICA Belanda tidak mengakuinya.
Ya. Dalam prosesnya memang sebelum Proklamasi Kemerdekaan di Proklamirkan Pada 17 Agustus 1945, Jepang telah terusir dari Balikpapan hingga akhirnya di kuasai oleh NICA Belanda, sampai pada akhirnya NICA Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
Jelas sejarah yang tertoreh di Balikpapan ini jadi pelajaran berharga buat kekinian, untuk selalu memahami tentang pentingnya informasi aktual dan untuk selalu mengenang jasa para pahlawan Balikpapan yang saat itu tersadar bahwa Indonesia sudah merdeka, dan tak sedikit yang gugur untuk memperjuangkan Kemerdekaan ini.
Karena bisa dilihat saat itu, warga Balikpapan sempat menganggap bahwa kedatangan sekutu yang di boncengi NICA Belanda adalah bak pahlawan bagi masyarakat Balikpapan. Namun pada kenyataannya justru NICA Belanda ingin kembali mencengkeram Balikpapan, alias menjajah Balikpapan.
Pun juga, dari sisi positifnya meski dari jejak kolonial ini, masyarakat juga mendapatkan warisan edukasi soal pengolahan minyak bumi dan edukasi lainnya yang bermanfaat dari para kolonial, namun yang namanya penjajahan di muka bumi ini tetaplah bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.