Namun pada akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pada tanggal 15 Agustus 1945, dan semenjak ini pula mengawali kedatangan NICA atau pemerintahan sipil Hindia Belanda dan Sekutu ke Indonesia termasuk ke wilayah Balikpapan.
Sejak Mei hingga Agustus 1945, pasukan Australia yang tergabung dalam pasukan sekutu dan termasuk juga pasukan Belanda NICA (Nederlandsch Indische Civiele Administratie) datang menggempur Jepang di Balikpapan dan pada akhirnya juga wilayah Balikpapan berhasil dikuasai dan di dominasi oleh pasukan NICA Belanda.
Ya. Masyarakat Balikpapan memang terlambat mengetahui proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 di Jakarta, sebab pada masa itu sulit sekali menangkap siaran radio bahkan banyak radio yang dirusak oleh pihak Jepang.
Informasi kemerdekaan RI baru diketahui melalui radio Australia beberapa bulan setelah proklamasi kemerdekaan dan juga dari pekerja BPM (N. V. Bataafsche Petroleum Maatschappij) atau sekarang Pertamina Balikpapan, padahal dalam kurun waktu ini justru pasukan Belanda NICA (Nederlandsch Indische Civiele Administratie) yang menguasai Balikpapan.
Sehingga untuk mempertegasnya, maka pada tanggal 13 November 1945 rencananya akan dikibarkan bendera merah putih secara resmi, akan tetapi prosesi tersebut gagal dilaksanakan, padahal saat itu ribuan warga Balikpapan sudah tumpah ruah di lokasi pengibaran bendera di kawasan Karang Anyar.
Rencananya pengibaran bendera merah putih tanggal 13 November 1945, dipimpin oleh Abdul Moethalib tokoh Komite Indonesia Merdeka (KIM) Balikpapan, namun sayangnya Pengibaran bendera merah putih gagal, Abdul Moethalib yang sedang berdiri di podium ditangkap oleh Polisi Militer Belanda.
Meskipun pada tanggal 13 November 1945 tersebut pengibaran bendera merah putih memang gagal dilakukan, namun warga Balikpapan sudah banyak mengibarkan sendiri bendera merah putih di kampung-kampung masing-masing.
Peristiwa bersejarah ini kemudian diabadikan dalam bentuk tugu pahlawan atau Tugu Peristiwa Demonstrasi Rakyat Balikpapan yang berdiri di kawasan kompleks Pertamina di Karang Anyar Balikpapan.
Dan tentunya dalam perjalanan waktu terjadilah pergolakan semenjak NICA Belanda menguasai Balikpapan dengan warga Balikpapan hingga akhirnya terusir sekira pada Tahun 1950-an, dan ini tidaklah mudah, banyak tetes darah para pahlawan, korban jiwa, dan harta benda demi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Jejak Kolonial di Balikpapan dan Pelajaran Berharganya.