Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sisi Welas Asih Jenderal Dudung AR, dari Seorang Anak PNS Jadi Kasad

13 Agustus 2022   11:52 Diperbarui: 13 Agustus 2022   11:58 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, dalam kesempatan tugas pokoknya sebagai orang nomor satu di jajaran Angkatan Darat, apalagi dengan dinamika perkembangan kekinian, sikap tegas dan keras memanglah harus diterapkan, namun tetap berlandaskan demi kemashlatan orang banyak.

Salah satunya bisa dilihat saat Jenderal Dudung bertugas dilapangan, ketika dirinya mulai mencium gelagat adanya operasi rahasia gerakan intoleransi psikologis yang dimainkan aktor di balik layar terkait Habib Rizieq.

Saat itu, dengan tegas beliau mengambil keputusan memerintahkan para prajuritnya untuk menurunkan baliho-baliho yang disinyalir digunakan untuk menebar teror mental dan psikologis untuk memecah belah persatuan bamgsa dan negara.

Meskipun tindakannya tersebut dinilai kontroversi dan sampai dijuluki Jenderal Baliho, tapi beliau tidak terpengaruh dengan itu, beliau tetap konsisten dan tegas menjalankan tugasnya yang diembannya saat itu.

Tujuannya jelas, mencegah disintegrasi bangsa, dan pastinya soal operasi rahasia gerakan intoleransi psikologis ini sudah berdasar informasi A1 dari anak buahnya di jajaran TNI AD.

Jadi, meskipun tindakannya dinilai sebagaian masyarakat adalah kontroversi, tapi dibalik itu, ada sisi welas asih dan kebajikan untuk mencegah disintegrasi bangsa, untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari perpecahan, karena kondisi inilah yang sangat diinginkan oleh para aktor dibalik layar pada saat itu.

2. Pemimpin itu harus humble.

Ya, pemimpin itu haruslah juga humble atau rendah hati, menghargai dan memberi perhatian kepada para bawahan, jangan mentang-mentang pemimpin tapi memperlakukan para bawahan seenaknya dan semaunya.

Bisa dilihat bagaimana begitu dekatnya beliau dengan para Prajurit dan PNS jajaran TNI AD, bahkan hal ini coba ditunaikannya melalui karya lagunya ngopi, meskipun soal ini pun jadi penilaian minor hanya sekadar cari popularitas oleh sebagian masyarakat.

Namun sebenarnya esensi dibalik itulah sejatinya adalah bahwa beliau ingin mengejawantahkan bagaimana pemimpin itu harus humble dan tentunya semua punya cara masing-masing untuk mengkseplornya, termasuk Jenderal TNI Dudung Abdurahman.

3. Pemimpin yang bijak itu harus bisa mengapresiasi kinerja para bawahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun