Sehingga secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi hubungan timbal balik antara atasan dan bawahan, serta berpengaruh kuat pada semakin buruknya kondisi kesehatan mental para bawahan.
Ya, jelas saja dari kondisi di atas, maka yang paling parah itu adalah dampak semakin memburuknya kesehatan mental para bawahan.
Oleh karenanya, di sinilah sejatinya letak tanggung jawab keperdulian pimpinan itu kepada para bawahannya. Dan itu harus!
Jangan hanya menuntut soal kerjaan saja, jangan hanya menuntut soal ini itu dan tetek bengek lainnya tapi tidak perhatian kepada kesehatan mental para bawahan.
Jadi atasan atau pejabat kantor dilevel pimpinan itu harus perduli bagaimanakah kondisi kesehatan mental bawahannya, serta harus bijak dalam memperlakukan bawahan yang wajar itu seperti apa.
Sebenarnya sih, simple rule leadership unsur pimpinan atau atasan ke pada para bawahan itu di antaranya adalah mengapresiasi hasil jerih payah mereka dan memotivasi mereka.
Atau dengan kata lain, kalau atasan tidak bisa mengaperiasi kinerja bawahannya, minimal janganlah merendahkan mereka, sehingga tidak menggoyahkan mental kejiwaan mereka.
Unsur pimpinan harus selalu bijak dalam rangka menguatkan ketahanan psikologis para bawahan, selalu membangkitkan dan membangun resilence power atau ketahanan psikologis para bawahan ketika bawahan dalam kondisi yang tidak stabil.
Sederhana bukan, simple rule leadership tersebut!
Ya, begitulah kira-kiranya terkait bagaimama sih atasan sebagai unsur pimpinan itu harus perduli dan perhatian terhadap kondisi kesehatan mental bawahannya.