Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Kena GERD Hingga di Endoskopi

23 Juli 2022   09:16 Diperbarui: 23 Juli 2022   09:21 13116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat diantar ke ruang Endoskopi | Dokumen Pribadi.

Ya, ternyata endoskopi adalah tindakan memasukan selang kecil yang berisikan kamera menuju tenggorokan terus menuju lambung hingga usus dua belas jari.

Sebelum saya dilakukan tindakan endoskopi, Dokter Andi Baji menanyakan sekaligus mengonfirmasi apakah saya mau dan siap di lakukan prosedur endoskopi?

Saya sih sebenarnya mau saja sih, meskipun agak mikir tindakan ini sakit enggak ya, dan juga saya pikir pasti mahal ini kalau enggak ditanggug BPJS, ya mana kuat saya kalau biayanya yang mahal ditanggung pribadi, makanya saya juga menanyakan dulu apakah endoskopi ini ditanggung BPJS, wah ternyata Dokter Andi Baji bilang endoskopi ditanggung oleh BPJS.

Lega lah saya, sebab ternyata kalau enggak ditanggung BPJS biayanya mahal banget, kisaran biaya endoskopi, ternyata mulai dari Rp1.018.000 hingga lebih dari Rp22,3 juta, tergantung jenis endoskopinya dan tarif masing-masing dari RS-nya, untung saja BPJS menanggungnya. Trims ya BPJS.

Ya, sebelum tindakan endoskopi pihak RS melakukan prosedur memeriksa darah saya di labolatorium dan melakukan elektrocardiography terlebih dahulu, sebelumnya saya juga diharuskan untuk berpuasa dari pukul 4 dini hari.

Singkat kata, tindakan endoskopi saya di mulai jam 12 siang, mulai lah saya dijemput dari ruang rawat inap untuk diantar ke ruang endoskopi, agak gugup juga saya, tapi ya sudahlah berdoa saja, istri saya pun menguatkan saya agar jangan gugup dan tetap tenang, tadinya juga saya kira istri saya bisa ikut sampai ke dalam ruang endoskopi, eh ternyata enggak bisa ya sudahlah.

Saat diantar ke ruang Endoskopi | Dokumen Pribadi.
Saat diantar ke ruang Endoskopi | Dokumen Pribadi.

Akhirnya proses endoskopi dimulai, saya disuruh naik ke tempat tidur dengan posisi disuruh tidur menyamping miring ke kiri. Sebuah perlak diletakkan di atas bantal, kemudian Dokter Andi Baji menyemprotkan cairan obat ke dalam tenggorokan saya, lalu perawat memberi suntikan di selang infusan ditangan saya.

Efek cairan obat yang disemprotkan membuat kerongkongan saya seperti mati rasa, dan efek suntikan pada infusan membuat saya agak sedikit pusing. Ya kata Dokter, inilah yang ternyata namanya bius lokal untuk tindakan endoskopi.

Setelah beberapa puluh menit bius lokal maka mulailah Dokter Andi Baji melalukan tindakan, mulut saya dipasangi suatu alat, sehingga membuat mulut saya mangap namun terkunci, setelahnya Dokter memasukkan selang berukuran mikro ke dalam mulut saya.

Proses memasukkan selang tersebut agak sedikit gimana gitu rasanya, sakit sih enggak, cuman tenggorokan saya seperti ketelan dan keganjel suatu benda yang segera saya ingin lepehkan dan muntahkan gitu sih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun