Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

3 Prinsip Gaya Hidup Minimalis Berkecukupan yang Bisa Diterapkan

10 Juli 2022   12:01 Diperbarui: 10 Juli 2022   21:35 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iilustrasi decluttering atau menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak dibutuhkan sebagai bagian dari gaya hidup minimalis.| Shutterstock/Andrey_Popov via Kompas.com

Gaya hidup minimalis itu sejatinya bukan hanya bicara soal gaya hidup sederhana saja, atau soal bagaimana bisa menghemat ataupun irit-irit banget, tapi tidak mempertimbangkan bagaimana dampak ke depannya.

Kadang karena saking atau terlalu irit-irit banget, eh bisa-bisa malahnya jadi pelit dan kikir banget pada diri ataupun keluarga.

Ya, sebenarnya gaya hidup minimalis itu perlu hitung-hitungan secara visioner soal efektif dan efisien bagaimana untuk berkecukupan tapi sehat secara ekonomis ataupun sehat secara financial bagi ke depannya.

Yang jelas, dalam hal berkecukupan ini bukan berarti harus kaya yang melulu soal harta, tapi berkecukupan untuk bertahan hidup dengan menyiasati apa yang kita punya dan apa yang ingin kita punya.

Menyiasati bagaimana untuk bisa menerapkan gaya hidup minimalis itu bukanlah perkara mudah, karena terkadang yang terjadi justru tidak mampu mengontrol keinginan, sehingga malah berubah jadi gaya hidup yang konsumtif.

Visi misi inginnya hidup minimalis eh malahnya jadi hidup konsumtif, sehingga gaya hidup minimalis ini terkadang hanya jadi jargon atau slogan semata tidak sejalan dengan praktiknya. Seringnya malah Jarkoni.

Ilustrasi gaya hidup minimalis | Dokumen foto via Roomme.id
Ilustrasi gaya hidup minimalis | Dokumen foto via Roomme.id

Nah, berkaitan dengan itu, penulis ingin berbagi saran ataupun referensi terkait beberapa prinsip untuk menyiasati bagaimana menerapkan gaya hidup minimalis tapi tetap berkecukupan.

1. Prinsip konsumtif skala prioritas yang menjadi pokok-pokoknya standar normal hidup berkecukupan.

Ya, mengutamakan lebih dahulu apa yang menjadi pokok-pokoknya standar normal terkait hidup berkecukupan agar tidak terjebak jadi konsumtif.

Seperti misal, menerapkan prinsip yang penting punya rumah pribadi dahulu sebagai acuan untuk hidup minimalis.

Penulis sudah memiliki rumah pribadi secara KPR | Dokumen gambar pribadi
Penulis sudah memiliki rumah pribadi secara KPR | Dokumen gambar pribadi

Sehingga bagi kita yang belum punya rumah pribadi atau yang masih ngekos dan masih menyewa rumah tinggal bisa mengontrol keinginan yang lainnya.

Kita jadi ada target untuk menyisihkan anggaran untuk beli rumah pribadi baik itu secara menabung ataupun dengan cara KPR.

Seperti halnya penulis yang akhirnya bisa menyisihkan penghasilan untuk memiliki rumah secara KPR.

Dengan prinsip ini, kita bisa mensiasati ataupun meminimalisir keinginan macam-macam ke arah konsumtif, karena kita punya tanggungan untuk menyisihkan anggaran beli rumah pribadi.

Karena banyak ditemui juga, akibat tidak menerapkan standar skala prioritas, gaya hidup minimalis malah jadi terbolak-balik.

Banyak orang memilih punya mobil ataupun sepeda motor build up terlebih dahulu, tapi beli rumah masih belum jadi prioritas utama.

Intinya, jangan beli yang tidak terlalu dibutuhkan, yang pokok-pokok dulu lah dipenuhi baru setelahnya bisa dipikirkan untuk dikonsumtif, dan tentunya juga harus diperhitungkan sesuai dengan besaran penghasilan kita.

2. Prinsip bijak mengelola anggaran sesuai besaran penghasilan.

Tak jarang karena salah kaprah ataupun salah perhitungan mengelola anggaran penghasilan, justru membuat beban biaya operasional kita jadi bengkak, jadi banyak tagihan-tagihan yang harus dibayarkan dalam perbulannya.

Malahnya yang sering terjadi adalah gara-gara salah perhitungan mengelola penghasilan ini, justru anggaran konsumsi sandang pangan yang dikorbankan, kita jadi kurang gizi gara-gara irit untuk lebih mengutamakan bayar tagihan yang belum jadi kebutuhan.

Bahkan yang lebih parah itu adalah ketika pola hidup malah berubah jadi enggak sehat, kadang sehari bisa makan tapi besoknya dan besoknya lagi bingung harus bagaimana.

Intinya, kita harus bijak mengelola penghasilan, bisa cukup makan dan layak gizi dalam setiap harinya, serta diri kita dan Keluarga yang kita sayangi dalam keadaan aman, sehat jasmani dan rohani, inilah hidup minimalis yang berkecukupan.

3. Prinsip visioner dari apa yang kita bisa dan dari apa yang kita punya.

Memang benar sih, kalau kita enggak mengejar yang kita inginkan, maka kita enggak akan bisa memilikinya, Kalau kita enggak mulai melangkah, maka kita akan berada ditempat yang sama selamanya.

Tapi bukan berarti dalam hal ini gara-gara mengejar yang kita inginkan kita malahnya jadi salah langkah, seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Visioner dari apa yang kita bisa dan dari apa yang kita punya maksudnya adalah berprinsip secara jangka panjang ke depan dari kemampuan yang kita punya sesuai besaran penghasilan.

Kita mampunya beli apa misalnya, kalau cukupnya hanya untuk beli rumah dan sepeda motor ya jangan ditambah beli mobil.

Kalau kita mampunya dalam seharinya soal makan sudah cukup standar 4 sehat 5 sempurna, ya jangan makan yang lebih dari itu.

Begitulah kira-kiranya memvisionerkan prinsip apa yang kita bisa dan dari apa yang kita punya ini, yang pada intinya berkecukupan sesuai kemampuan.

-----

Nah, inilah kiranya yang bisa penulis referensikan terkait prinsip gaya hidup Minimalis Berkecukupan yang bisa diterapkan, semoga dapat bermanfaat.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun