Gaya hidup minimalis itu sejatinya bukan hanya bicara soal gaya hidup sederhana saja, atau soal bagaimana bisa menghemat ataupun irit-irit banget, tapi tidak mempertimbangkan bagaimana dampak ke depannya.
Kadang karena saking atau terlalu irit-irit banget, eh bisa-bisa malahnya jadi pelit dan kikir banget pada diri ataupun keluarga.
Ya, sebenarnya gaya hidup minimalis itu perlu hitung-hitungan secara visioner soal efektif dan efisien bagaimana untuk berkecukupan tapi sehat secara ekonomis ataupun sehat secara financial bagi ke depannya.
Yang jelas, dalam hal berkecukupan ini bukan berarti harus kaya yang melulu soal harta, tapi berkecukupan untuk bertahan hidup dengan menyiasati apa yang kita punya dan apa yang ingin kita punya.
Menyiasati bagaimana untuk bisa menerapkan gaya hidup minimalis itu bukanlah perkara mudah, karena terkadang yang terjadi justru tidak mampu mengontrol keinginan, sehingga malah berubah jadi gaya hidup yang konsumtif.
Visi misi inginnya hidup minimalis eh malahnya jadi hidup konsumtif, sehingga gaya hidup minimalis ini terkadang hanya jadi jargon atau slogan semata tidak sejalan dengan praktiknya. Seringnya malah Jarkoni.
Nah, berkaitan dengan itu, penulis ingin berbagi saran ataupun referensi terkait beberapa prinsip untuk menyiasati bagaimana menerapkan gaya hidup minimalis tapi tetap berkecukupan.
1. Prinsip konsumtif skala prioritas yang menjadi pokok-pokoknya standar normal hidup berkecukupan.
Ya, mengutamakan lebih dahulu apa yang menjadi pokok-pokoknya standar normal terkait hidup berkecukupan agar tidak terjebak jadi konsumtif.