Membangunkan orang untuk sahur dengan membunyikan beduk, dan alat-alat seadanya seperti galon dan kentongan sudah jadi tradisi di negeri ini di setiap Ramadan.
Bahkan tradisi ini berlaku bagi segala usia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, semuanya punya kreatifitasnya masing-masing.
Meski memiliki nama yang berbeda-beda, namun tradisi itu memiliki kesamaan, yaitu bertujuan untuk membangunkan masyarakat agar tidak melewatkan sahur. Caranya juga sama yaitu dengan membunyikan berbagai bunyi-bunyian.
Kalau bicara soal tradisi sahur ini, saya pun jadi teringat kenangan masa kecil saya. Beberapanya yang bisa paling saya ingat diantaranya adalah;
1. Lagi garebek sahur keliling kampung, jadi bubar mencicing karena ketemu hantu
Ya, waktu itu kita lagi garebek sahur keliling kampung, segala alat yang bikin bunyi-bunyian kita bawa, "sahur sahur, ayo bapak-bapak, ibu-ibu, teman-teman, sahur sahur", ya begitulah sorak sorai gembira kami serentak.
Nggak kerasa kita jalan keliling kampung, eh kita sudah mau melintas di kompleks kuburan kampung, tanpa di komando, kita diam serentak, maunya sih cepet lewat, eh tetiba ada kelebat putih melesat di depan kita.
Sontak melihat kelebat putih itu, kita teriak Hantuuuu,,, lalu bubar dan kabur mencicing.
Ya, namanya juga kita masih kecil-kecil, lihat yang begituan apalagi pas lewat komplek kuburan ya pasti takut lah, padahal belum tentu juga yang dilihat itu hantu. Hohoho. Tapi entahlah, karena bisa jadi juga yang kita lihat hantu beneran. Hi serem.
2. Tradisi main kembang api ramai-ramai di lapangan kampung.
Saya juga ingat dulu sebelum sahur kita juga pada kumpul bermain kembang api di lapangan kampung, saling berlarian kesana kemari sambil bawa kembang api.Â