Justru penulis menelaah sebab kenapanya dari semua kegagalan melamar kerja dan interview, sehingga untuk berikutnya jadi tahu kalau melamar kerja itu harus apa, kalau intervew itu harus apa.
Lalu saat sudah keterima kerja jadi sales, penulis juga pernah gagal capai target, sering gagal closing customer, bahkan pernah sudah inden produk tapi dibatalkan, di sini pun penulis nggak pernah kapok, penulis selalu mencari sebab kenapanya dan mencari solusi dari penyebab kegagalan tersebut.
Saat gagal mencoba peruntungan ikut tes CPNS, penulis juga belajar dari sebab kenapa bisa gagal lulus CPNS, akhirnya pada tes CPNS berikutnya penulis berhasil lulus dan jadi PNS hingga sekarang ini.
Inilah sekiranya di antaranya beberapa kegagalan dari sekian ratus kegagalan yang pernah penulis alami.
Tapi yang jelas, dari seberapapun penulis pernah gagal, penulis pantang menyerah, nggak pernah berhenti mencoba untuk berhasil pada kesempatan berikutnya.
Seberapa pun pernah gagal, itulah solusi bagi keberhasilan. Terus mencoba, terus mencari solusinya agar tidak gagal dalam percobaan dan langkah berikutnya.
Itulah pelajaran hidup dari berbagai kegagalan yang pernah penulis alami. Gagal bukan berarti akhir dari segalanya, gagal itu merupakan proses bagi pendewasaan diri untuk tidak lari dari realita.
1. Merelevansikan kegagalan.
Merelevansikan kegagalan ini adalah dalam rangka proses berpikir logis dan rasional, serta proses keberterimaan diri dengan realita.
2. Merekondisi diri.
Merekondisi diri adalah proses instrospeksi diri dan proses membangkitkan kemauan diri dalam rangka mencari sebab kenapanya dan menebusnya dengan solusi.
3. Merekonstruksi optimisme.
Di sinilah puncaknya, realistis untuk melangkah ke fase selanjutnya dengan optimis, bahwa setelah belajar dari kegagalan, ke depan harus optimis bisa menebusnya.