Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Secuil Saran, Bagaimana Mengatasi Terjadinya "Godaan Birahi" dan "Erotisme" di Kantor

15 Maret 2021   17:09 Diperbarui: 15 Maret 2021   17:54 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis kembali lagi katakan dan tegaskan, suasana godaan birahi dan erotisme di kantor itu adalah realita dan fakta yang sering sekali terjadi di kantoran, sehingga memang tidak ada cukup alasan untuk memungkirinya.

Nah, berkaitan dengan itu juga, di sinilah penulis mengajak ke arah yang positif, agar bagaimana kiranya Anda tidak gampang mengiyakan hasrat seksual sekejap atau birahi sesaat ini, bila memang ada terjadi suasana erotisme ini di kantor Anda.

Sebab, kalau birahi sesaat ini di iyakan begitu saja, peluang tersesat lebih dalam akan sangat berpotensi menghancurkan kehidupan Anda, apalagi bagi yang sudah menikah, bahtera rumah tangga Anda akan hancur berantakan.

Ya, memang tidak sedikit juga kasus, gara-gara godaan birahi sesaat atau terciptanya suasana erotisme di kantor ini, banyak pria/wanita kantoran yang pada akhirnya masuk dalam hubungan terlarang, sudah beristri/bersuami ternyata selingkuh, istri/suami sah menuntut, dan akhirnya jadi masalah pelik di kantor.

Penulis ungkapkan saja, erotisme ini pernah terjadi di perusahaan penulis, dan ada karyawan yang akhirnya terlibat skandal perselingkuhan dan akhirnya penulis mengambil keputusan dengan sangat terpaksa dua-duanya penulis putus hubungan kerja.

Hal ini tentunya dalam rangka mereka menyeselesaikan masalah yang terjadi, sebab perusahaan penulis juga tidak bisa ikut campur terlalu dalam karena sudah menyangkut masalah pribadi, tetapi tetap membantu kalau kaitannya masih ada dengan tanggung jawab soal pemenuhan hak dan konsultasi yang kaitannya masih ada dengan tanggung jawab pekerjaan.

Penulis tegas mengambil keputusan ini, karena jelas ini akan berdampak kepada suasana kantor, sekaligus juga di sini penulis mengevaluasi dan instrospeksi terkait adanya suasana erotisme ini di kantor, karena penulis pun pernah melihatnya dengan mata kepala, dan kesalahan terbesar penulis adalah membiarkannya dan tidak peka mendengar masukan dari para karyawan.

Nah, di sinilah juga sebenarnya penulis menyampaikan saran, bagaimana pentingnya unsur pimpinan ataupun atasan, seperti Founder, Ceo, Direktur, Manager, dan setingkatnya selalu mengontrol situasi dan kondisi internal kantor.

Agar peka mendengar saran dan masukan dari karyawan ataupun peka melihat sekiranya memang melihat atau mendengar langsung bahwa telah terjadi suasana erotisme ini di kantor, agar jangan kiranya di biarkan dan memang harus di atasi untuk mencegah dini terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di kantor.

Ilustrasi gambar via Alodoc.com
Ilustrasi gambar via Alodoc.com
Lantas bagaimana dong, agar Anda yang sudah menikah ini tidak gampang tergoda hasrat seksual sesaat akibat adanya godaan birahi dan suasana erotisme ini di kantor?

Ya, sebenarnya tinggal bagaimana menyikapinya dengan prinsip, komitmen, dan berpikir logis, kira-kira kalau di iyakan bagaimana dampaknya, kalau diteruskan tersesat hingga tercipta hubungan terlarang ataupun selingkuh bagaimana dampaknya, karena fakta logisnya kalau diteruskan hingga tercipta hubungan selingkuh, pasti rumah tangga akan hancur berantakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun