Ngopi-ngopi Moeldoko bareng Kader Demokrat Anti AHY-SBY pada beberapa waktu yang silam ternyata sudah boleh dikatakan sebagai ngopi politik untuk menyusun rencana mendongkel AHY dari Demokrat.
Sementara itu melihat gelagat adanya rencana kudeta tersebut, AHY langsung berang, secara terbuka menuding Moeldoko hendak mengkudetanya, bahkan sampai sampai mengirim surat klarifikasi kepada Presiden Jokowi terkait tindak tanduk Moeldoko.
Moeldoko pun sempat membantah tudingan acara ngopinya dikaitkan mau mengkudeta AHY, tapi akhirnya fakta membuktikan, tuduhan AHY memang bukan sekedar menuduh tanpa dasar belaka, karena faktanya, Moeldoko memang benar mengkudeta AHY dengan bukti Moeldoko jadi Ketum Demokrat versi KLB Deli Serdang.
Ya, meski sangat jelas terlihat bahwa Moeldoko "menjilat ludah sendiri" dengan berbagai cara untuk membantah tudingan AHY, tapi nyatanya memang Moeldoko jadi Ketum Demokrat versi KLB Deli Serdang.
Tapi itulah politik, tidak ada yang tidak mungkin dalam politik, karena segala cara adalah halal dilakukan demi kepentingan dan kekuasaan.
Balada pun sempat tercipta di kubu AHY-SBY, berbagai rengekan-rengekan keduanya kepada Jokowi dan pihak lainnya yang berkepentingan terkait manuver politik Moeldoko yang pada akhirnya ternyata tidak digubris.
Surat teruntuk yang mulia Jokowi pun tak berbalas, rengekan kepada aparat kepolisian agar KLB di Deli Serdang tidak di izinkan dan dibubarkan bila tetap tergelar tak tergubris.
Karena pada faktanya KLB Deli Serdang tetap tergelar rapi dan lancar jaya, istilahnya terjadi Deli Serdang Keramat, Moeldoko dengan sumringah melenggang kangkung jadi Ketum Demokrat Versi KLB Deli Serdang.
Sehingga karenanya AHY dan SBY pun semakin meradang, cuap-cuap ke publik dan mengklaim KLB Deli Serdang adalah ilegal, tidak sah dan semacamnya.
Tapi ya percuma, karena biar bagaimanapun mau dibilang KLB Deli Serdang ilegal, ataupun Demokrat Kubu Moeldoko ilegal, tetap saja Demokrat secara fakta terbelah.