Konsistensi suatu kebijakan publik yang diproduksi oleh pemerintah adalah sangat penting dalam rangka menciptakan persepsi positif publik dan kepercayaan publik.
Sebab karena berdampak kepada persepsi dan kepercayaan publik, maka suatu kebijakan publik itu harus berkualitas, koheren, dan rasional, ada kontinuitas dalam pelaksanaan, dan ada konsepsi yang jelas, serta  menghasilkan output yang baik bagi publik.
Jadi, dari sependek pengetahuan penulis, maka intinya bila bicara soal kebijakan publik ini, pasti akan selalu terkait dengan kepercayaan publik.
Di sinilah letak persoalannya bila menyimak bagaimana terkait produksi berbagai kebijakan publik di era pemerintahan Presiden Jokowi.
Hal ini karena, kebijakan publik yang diberlakukan sering tidak konsisten, sering mendadak dibikin, sering berubah dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, bahkan sering sekali terjadi, baru sebentar disahkan dan diteken, sebentar itu juga sudah dicabut ataupun dibatalkan.
Memang benar, terkadang situasi dinamis di lapangan bisa jadi pertimbangan mendasar terkait berubahnya atau dicabutnya suatu kebijakan publik, namun bukan berarti pemerintah dibenarkan membuat kebijakan publik dan membatalkannya pula dalam sekejap.
Sehingga di sinilah yang jadi titik pentingnya, agar seyogianya dalam memproduksi suatu kebijakan publik itu harus ekstra hati-hati dan benar-benar dipertimbangkan secara mendalam serta benar-benar dimatangkan, terkait dampaknya, implementasinya, dan implikasinya secara visioner.
Inilah juga yang jadi memprihatinkan sekaligus mencemaskan, karena jika kebijakan publik di era pemerintahan Jokowi sering sekali berlaku tidak konsisten dan sering sekali berdampak kontradiktif, sejatinya adalah jadi masalah besar bagi pemerintahan Jokowi itu sendiri.
Artinya juga di sini, jadi tergambar secara gamblang, bagaimana tidak matangnya dan terburu-burunya kebijakan publik yang diproduksi tersebut dilemparkan kepada publik, bahkan bisa terbentuk opini publik bahwa kebijakan publik tersebut dipengaruhi oleh faktor kepentingan tertentu.
Yang jelas, berangkat dari bagaimana pemerintahan Jokowi yang sering inkonsistensi atau istilahnya "plintat-plintut" dalam memproduksi kebijakan publik ini, maka sering itu juga akan semakin menciptakan kondisi yang menimbulkan efek skeptis dan pesimistis publik.