Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Andaikata Ra Kuti Jadi Maharaja Baik, Kudeta Gajah Mada Bisa Gagal

20 Februari 2021   14:59 Diperbarui: 20 Februari 2021   15:14 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Diolah dari Croping Foto Tirto.id

Ya, bila diaktualisasikan dengan kepemimpinan dimasa kekinian, inilah sejatinya bagaimana dampak dan akibatnya bila seorang pemimpin itu berlaku inkonsisten.

Pemimpin inkonsisten itu adalah pemimpin yang tidak mampu memegang kata-katanya, tidak berpendirian ataupun plin-plan, berperilaku lain di mulut, tapi lain pula pada tindakan.

Pemimpin yang suka plin-plan dalam bersikap sangat berisikio mempengaruhi efektifitas kepemimpinannya, karena visi dan misinya tidak jelas, dan umumnya pemimpin yang seperti ini tidak mampu memahami antara kepentingan kelompok dengan kepentingan pribadi, sehingga karenanya, menimbulkan 'discard' atau kehilangan kepercayaan.

Seorang pemimpin itu adalah mewakili orang banyak, bukan hanya mewakili pribadi, sehingga dalam mengambil kebijakan atau keputusan harus berdasarkan atas kepentingan orang banyak.

Jika pemimpin sering inkonsisten, maka dampak yang paling parah adalah kehilangan arah dalam menyikapi berbagai masalah hingga akhirnya kehilangan rujukan yang menjadi dasar di dalam menyikapi berbagai masalah sebagai patokan yang jelas di dalam kepemimpinan.

Mengambil keputusan yang tepat memang tidaklah mudah, sangat perlu banyak pertimbangan sebelum memutuskan sebuah kebijakan ataupun aturan.

Pada dasarnya, para bawahan itu akan selalu mematuhi aturan atau keputusan yang ditelurkan ataupun diputuskan oleh seorang pemimpin, karena mereka percaya bahwa hal tersebut akan sangat baik.

Namun tentunya akan sangat berbeda jika kebijakan ataupun aturan tersebut dikeluarkan, tapi ternyata lain di mulut lain di tindakan, alias tidak konsisten dan penuh keraguan.

Jika sikap seorang pemimpin adalah seperti itu, maka sudah pasti bisa ditebak bagaimana akhirnya sikap para bawahannya menanggapi kebijakan dan aturan tersebut.

Yang jelas, bila seorang pemimpin tidak konsisten dalam mengambil keputusan, selain akan berakibat dan berdampak buruk pada bawahannya sendiri, tentunya akan menghambat pula tercapainya tujuan sebuah organisasi.

Karena pada akhirnya, keputusan yang tidak konsisten akan membuat kredibilitas seorang pemimpin jatuh, sehingga para bawahannya tidak akan mempercayainya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun