Anda pernah enggak merasakan pikiran sawang sinawang seperti ini dalam bekerja, seperti misal;
"Loh kok temen saya itu kerja di sana cepet banget ya suksesnya, sebentar sudah punya rumah, sebentar sudah punya mobil, sebentar sudah bisa traveling ke luar negeri."
Lha ini aku kok begini-begini saja ya, biasa saja, kalah jauh banget sama teman aku itu, ah kayaknya aku harus pindah nih, kantor ini enggak menjanjikan, sepertinya aku harus pindah ke tempat itu juga, cobalah aku tanya Dia, bisa enggak ya kalau aku kerja disitu juga, masih ada lowongan enggak ya."
Atau dalam kehidupan kesehariannya lainnya misalnya, Anda selalu merasa kehidupan diri selalu kalah jauh dengan kehidupan orang lain.
Ya, penulis pun bukan tidak pernah mengalaminya, penulis sempat juga merasakan sawang sinawang ini, tapi penulis segera menyadarinya, sebab kalau kita sering sekali berlaku sawang sinawang ini, kita hanya akan menemukan ribuan alasan untuk mengatakan orang lain memiliki hidup lebih nyaman dibanding kita, tanpa kita pernah mengetahui seberapa sebenarnya proses yang mereka lakukan dalam mencapainya.
Bahkan kita jadi lupa bersyukur, tidak cermat melihat apa yang ada dalam diri kita, hingga seberapa ukuran kemampuan kita dalam menjalani keseharian hidup ini.
Tahukah Anda, kalau Anda berpikiran sawang sinawang seperti itu, maka ini merupakan pertanda kalau Anda adalah orang yang terlalu pesimistis!
Ya, kalau Anda berlaku seperti itu, maka artinya Anda tidak pernah menghargai jerih payah Anda sendiri, bahkan Anda tidak akan pernah bisa menghargai diri sendiri dan tidak melihat ke dalam diri untuk bersyukur.
Padahal sawang sinawang dalam pekerjaan, karir, ataupun kehidupan keseharian lainnya itu hanyalah merupakan ungkapan rasa yang timbul akibat ketidakberterimaan pikiran sesaat dalam memandang suatu realita.
Pikiran sesaat yang bisa membuat Anda semakin tersesat terhadap kebenaran obyektif dan berpikir logis, sehingga Anda jadi tidak realistis dalam menerima kenyataan.