Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Silakan Kritik Pemerintah, Setelahnya Risiko Tanggung Sendiri, Begitukah Pak Jokowi?

9 Februari 2021   16:19 Diperbarui: 9 Februari 2021   16:30 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik masukan ataupun potensi maladministrasi dan para penyelenggara pelayanan publik juga harus terus meningkatkan upaya-upaya perbaikan-perbaikan," kata Jokowi saat memberi sambutan di Laporan Akhir Tahun Ombudsman RI, Senin, 8 Februari 2021.

Ya, begitulah statement Presiden RI Jokowi yang penulis kutip dari berbagai pemberitaan di media massa.

Hore, Pak Presiden Jokowi menyilakan masyarakat aktif mengkritik pemerintah dan para pejabatnya, duh senengnya, yes, yes yes, hip hip hura. Tepuk tangan dulu semua, plok, plok, plok, plok, plok.

Eh, tapi tunggu dulu, sebentar dulu, coba dipikir-pikir dulu, ini beneran enggak nih, wah becanda nih kayaknya Pak Jokowi, jangan-jangan hanya prank doang nih?

Jangan-jangan hanya Omdo alias omong doang, pasnya beneran ngeritik, langsung diserang habis-habisan sama si para BuzzerRP itu, pasnya beneran ngeritik eh malah ditangkap pula, dipenjara pula, wih, apa enggak ngeri kalau kayak begitu, waduh serius enggak sih ini Pak Jokowi?

Jujur sih, kalau dipikir-pikir lagi, dengan ngelihat banyaknya orang yang pada masuk bui gegara mengkritik pemerintah dan para pejabatnya, wah rasa-rasanya kok masih enggak yakin yah?

Coba aja liat faktanya, banyak tuh orang ngeritik pemerintah dan para pejabatnya, eh ujung-ujungnya kok malah sering disamain dengan ujaran kebencian.

Katanya dibilang menghina lah, di bilang mencaci-maki lah, hasilnya, diaduin ke polisi, katanya sih, kena pasal 27 ITE atau pasal 28 ITE gituh, terus ditangkap deh, dipenjara malah.

Wah, jadi ragu lagi deh, mikir jadinya, kalau ngelihat banyak kenyataan seperti itu, jadi enggak yakin rasanya, soalnya masih ngeri-ngeri sedap sih, masih takut-takut gimana gitu rasanya.

Takutnya sih jadi begini, silakan aja kritik pemerintah dan para pejabatnya sekeras-kerasnya, tapi enggak jamin loh ya enggak kena ITE, jadi kalo ada apa-apa, risikonya tanggung jawab penumpang ya.

Waduh, repot dong kalo begini caranya, itu sih gegaranya, ada UU ITE pasal 27 sama pasal 28 itu nah, rawan banget sama dua pasal itu, masa sedikit-sedikit ngeritik malah jadinya sering disamain dengan ujaran kebencian.

Ih, enggak mau ah, ngeri banget deh, rawan eh, risiko banget euy, takut ah, enggak usah deh ngeritik-ngeritik, lebih baik diem aja lah, biarin lah terserah kalian aja ngurus negara ini, asal enggak kelaparan dan masih bisa makan ya udah lah, terserah aja lah.

Halah, udahlah enggak usah cari penyakitlah, cari gara-gara aja ngeritik-ngeritik pemerintah sama para pejabatnya itu, daripada kena ITE, udahlah terima apa adanya aja, yang penting aman dan terkendali, atur aja lah kalian kayak apa baiknya, terserah.

Kalo nya ITE pasal 27 sama 28 itu direvisi, ada ukuran jelasnya, gimana sih yang masuk kategori ujaran kebencian itu, ya okelah, berani dong nurutin Pak Jokowi.

Tapi, selama ITE pasal 27 sama 28 itu belum ada revisi, masih enggak jelas gitu, sedikit-sedikit langsung dibilang ujaran kebencian, ais lebih baik diam aja, ya takut kita Pak Jokowi, nantinya ngeritik malah jadinya ditangkap dan penjara.

Jadi begitu lah Pak Jokowi, biang keladinya ya itu tuh, ITE pasal 27 sama 28 itu, nah gimana kalau di revisi dulu, dijelasin detil, jadi ada ukurannya gitu loh pak.

Bagaimana sih jelasnya, yang masuk menghina dan ujaran kebencian itu yang kayak apa, jangan sedikit-sedikit konteksnya ngeritik eh malah dibilang menghina, dibilang itu masuk ujaran kebencian.

Jadi, rasanya masih ngeri-ngeri sedap pak, masih takut pak, nanti ngeritik katanya nyerempet-nyerempet gitu dikenain ujaran kebencian, jadi kena ITE pasal 27 sama 28 itu.

Jadi ya begitu Pak Jokowi, kalo bisa revisi dulu itu ITE, yakin deh, kalau Pak Jokowi dan kawan-kawan bisa mewujudkannya, masyarakat pasti aktif banget kasih saran, masukkan dan kritik buat pemerintah.

Ttd
Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun