Latar belakang Dyah Samarawijaya memberontak karena merasa berhak sebagai pewaris tahta Kerajaan Majapahit, ini karena dirinyalah yang seharusnya naik tahta menggantikan ayahnya, yaitu Dyah Wijayakumara Sang Sinaggara yang dijadikan sebagai putra mahkota oleh kakeknya Dyah Kertawijaya.
Namun realitanya berbeda, justru yang naik tahta adalah kedua pamannya secara bergiliran, yaitu Girisawardhana Dyah Suryawikrama dan Dyah Suraprabhawa.
Karena tidak terima dengan realita tersebut, maka pasca dua tahun pamannya yaitu Dyah Suraprabhawa jadi raja, akhirnya Dyah Samarawijaya bersama ketiga adiknya yaitu, Dyah Wijayakarana, Dyah Wijayakusuma dan Dyah Ranawijaya, pergi meninggalkan Kerajaan Majapahit ke Keling.
Di Keling ternyata mereka menyusun kekuatan, dan akhirnya setelah semuanya telah matang, mereka mengkudeta sang paman, dan berhasil dengan gemilang, bahkan Kerajaan Majapahit berhasil dihancurkan.
Namun sayangnya, Dyah Samarawijaya gugur dalam pemberontakan tersebut, sehingga yang menjadi raja majapahit di Keling, pasca Trowulan runtuh adalah adiknya yaitu Dyah Wijayakarana (1478-1486).
Setelah Dyah Wijayakarana mangkat, digantikan secara bergiliran oleh adik-adiknya yaitu Dyah Wijayakusuma (1486), kemudian Dyah Ranawijaya tahun (1486 sampai dengan tidak diketahui).
Secara umumnya, dari merangkum berbagai referensi yang penulis dapatkan, sampai di sinilah akhir Kerajaan Majapahit bersama raja terakhirnya.
Dari merangkum berbagai referensi ini pun, masih menyisakan tanda tanya, sebab ada juga penulis temukan berbagai catatan, bahwa Raden Patah bersama para pasukannya dari Kerajaan Demak yang pada tahun 1478 adalah yang menghancurkan Kerajaan Majapahit.
Akan tetapi benarkah Kerajaan Demak yang menyerang Kerajaan Majapahit pada tahun 1478 tersebut, padahal pada tahun tersebut ada catatan bahwa yang menyerang Kerajaan Majapahit adalah Sang Mugwing Jinggan bersama ketiga adiknya dari Keling?
Bahkan ada juga catatan kronik tiongkok yang menjelaskan bahwa Kerajaan Majapahit baru diserang dan dapat dikuasai oleh Kerajaan Demak adalah pada tahun 1527, dan pada saat itu raja yang berkuasa di Kerajaan Demak adalah Sultan Trenggono.