Apakah orang yang pernah kena covid-19 masih perlu divaksin?
Jawabannya adalah masih perlu, karena kalau merujuk pada rilis resmi dari WHO, dalam hal ini pihak WHO menyarankan, bahwa orang yang pernah terkena Covid-19 atau penyintas Covid-19 tetap perlu untuk divaksin.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala konsultan imunisasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Alejandro Cravioto dan ahli imunisasi WHO, Dr Kate O'Brien ;
"Pada akhirnya tetap disarankan sebanyak-banyaknya orang divaksinasi. Kekebalan yang terbentuk karena infeksi alami tidak bersifat permanen sehingga mungkin saja orang-orang yang terinfeksi pada awal 2020 kini sudah tidak 'kebal'. Data yang ada saat ini menunjukkan rata-rata imunitas bertahan sampai enam bulan(Alejandro).
"Bila Anda kebetulan tahu sudah pernah terinfeksi, kami tetap menyarankan Anda mendapat vaksin. Hanya saja sekarang kita baru mulai dengan program vaksinasi sehingga tiap negara memprioritaskan kelompok berisiko dulu," kata ahli program imunisasi WHO, Dr Kate O'Brien, seperti dikutip dari situs resmi WHO, Kamis (21/1/2021).
Jadi, memanglah juga untuk sementara waktu ini berdasarkan peraturan pemerintah dan juga ketersediaan vaksin Covid-19 di Indonesia, orang yang pernah kena Covid-19 atau para penyintas Covid-19, masih belum diprioritaskan untuk menerima vaksin.
Hal ini karena, orang-orang yang pernah terinfeksi oleh Covid-19 atau penyintas Covid-19 secara umumnya dalam tubuhnya telah membentuk kekebalan alami, sudah mampu melawan virus Sarscov2.
Sehingga vaksin covid lebih diprioritaskan kepada masyarakat yang belum pernah terpapar covid-19.
Seperti juga bila menurut daftar prioritas pemerintah, vaksin covid-19 juga akan diberikan lebih dulu kepada para tenaga kesehatan dan pelayan publik, seperti anggota Kepolisian, TNI, dan lainnya.
Nah, inilah juga yang kiranya perlu disosialisasikan dan diawasi secara ketat, meskipun akan diberikan lebih dulu kepada para tenaga kesehatan dan pelayan publik, seperti anggota Kepolisian dan TNI, maka jangan sampai yang di dalamnya sudah pernah kena covid atau penyintas covid terikut juga divaksin, meskipun sebelumnya namanya telah terdaftar untuk divaksin.
Karena terkadang hal-hal seperti inilah yang sering lalai dan terabaikan kalau tidak disikapi serius oleh setiap institusi terkait tersebut.
Sehingga harus cermat dipilah dengan teliti dan profesional oleh institusi masing-masing jangan kesannya disepelekan ataupun hanya pre-memory saja menyodorkan daftar nama tapi tidak diteliti orangnya secara detil, mana yang memenuhi syarat untuk divaksin dan mana yang tidak.
Namanya juga banyak orang, tentunya juga dalam hal ini, petugas medis akan kesulitan meneliti satu persatu, apalagi mereka sudah direpotkan dengan berbagai tugas medisnya.
Jadi ya kembali lagi kepada pihak institusi yang menyodorkan nama peserta untuk divaksin harus teliti dan profesional, sehingga tidak terjadi ketumpangtindihan ataupun ketidakvalidan data terkait siapa-siapa saja personelnya yang harus divaksin.
Di sinilah juga seyogianya harusnya ada pengawasan yang intensif dari pihak-pihak yang bertanggung jawab soal vaksin covid-19 ini, agar mencegah terjadinya ketidaksinkronan data orang yang akan divaksin seperti yang tercantum dalam data yang disodorkan oleh pihak institusi dan pihak lainnya yang prioritas divaksin.
-----
Kembali lagi bila berkaitan dengan perlukah penyintas covid-19 atau orang yang pernah terinfeksi Covid-19 lalu sembuh masih perlukah di suntik vaksin Covid-19.
Ya, kalau kembali lagi dari seperti yang sudah disarankan oleh WHO sebelumnya, intinya vaksin bagi penyintas covid-19 tetap perlu diberikan, hal ini dalam rangka untuk menghindari penularan di masa yang akan datang.
Artinya dalam hal ini, untuk mencegah risiko tertular kembali virus Sars-CoV2, karena belum tentu kekebalan tubuh yang terbentuk dari penyintas Covid bisa bertahan lama, seiring waktu kekebalan tubuh terhadap virus SarsCov2 bisa saja berkurang.
Sehingga ke depannya vaksin Covid-19 tetap dibutuhkan untuk membuat antibodi resisten dari Covid-19 dalam jangka waktu lebih lama, karena dari sejumlah studi dan penelitian Antibodi yang terbentuk dari vaksin juga dinilai lebih kuat ketimbang antibodi yang terbentuk alami.
Jadi, para penyintas Covid-19 sebenarnya dapat masuk dalam antrean untuk divaksin, meskipun gilirannya adalah yang paling akhir.
Hal ini dikarenakan mereka yang sudah sembuh dari covid telah membentuk antibodi Covid-19 dalam tubuhnya sehingga dinilai bisa terlindungi dalam beberapa waktu ke depan.
Demikianlah artikel ini, semoga dapat bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H