Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Begini Langkah Mudah Menulis Berita bagi Jurnalis Pemula

18 Januari 2021   14:34 Diperbarui: 18 Januari 2021   23:25 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen via Depositphotos.com

Anda baru saja jadi Jurnalis (Newbie), atau masih merupakan kategori Jurnalis pemula, atau bahkan malah baru ada keinginan untuk terjun jadi Jurnalis?

Ya, memang tidaklah mudah bagi para Jurnalis pemula ataupun Jurnalis dengan kategori pendatang baru (newbie) bisa langsung on fire dalam memahami dan menulis berita yang memenuhi syarat dan standar ketentuan kode etik jurnalistik dan kaidah-kaidah jurnalistik, apalagi bagi yang baru akan terjun melangkah jadi Jurnalis.

Karena tentunya, untuk bisa profesional, kompeten, dan semakin terbiasa dalam hal bagaimana memahami dan membuat berita itu, memang butuh proses dan waktu.

Namun demikian, kalau ada kemauan untuk belajar, maka akan semakin mudah pula dalam memahami, bagaimana sejatinya cara dan langkah membuat berita yang sesuai dengan kode etik dan kaidah jurnalistik tersebut.

Nah, berkaitan dengan itu, berdasar sedikit pengalaman penulis yang juga bertugas di bidang penerangan dan kehumasan yang juga di dalamnya adalah termasuk bagian dari jurnalistik, semoga apa yang penulis bagikan melalui artikel ini bisa jadi referensi yang bermanfaat.

Ya, secara intinya, berita adalah peristiwa aktual dan faktual yang sedang terjadi, untuk di sajikan sebagai informasi bagi khalayak publik dengan alur tatabahasa yang lugas.

Aktual maksudnya adalah; sedang dibicarakan, jadi isu terkini atau sedang kekinian, populer, dan sejenisnya, sedangkan faktual maksudnya adalah; nyata terjadi, ada realita dan fakta yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya atas suatu peristiwa.

Umumnya, ada beberapa jenis berita yaitu, Soft News, Hard News, dan Feature News.

Soft News, merupakan jenis berita ringan seperti, berita dunia hiburan, gaya hidup dan sejenisnya. Hard News, yaitu berita berat, yang isinya diulas lebih lugas, seperti breaking news, pop news, straight news dan sejenisnya. Feature News, adalah ulasan berita yang lebih mendalam dengan pendeskripsian yang lebih luas disertai dengan observasi detil dan termasuk investigasi langsung di lapangan.

Secara umumnya, berita yang berlaku ataupun menjadi tren diterapkan oleh para pihak Media dan para Jurnalisnya saat ini adalah straight news.

Hal ini dikarenakan, sifat kecepatan dan ketepatan berita yang harus segera dan harus saat itu juga untuk diinformasikan kepada masyarakat agar tidak cepat basi.

Ya, straight news memang menjadi senjata para Jurnalis ataupun Pewarta, untuk kesegeraan informasi kepada masyarakat luas.

Meskipun begitu, straight news tetap harus ada unsur yang wajib dipenuhi yaitu; SiAKaDiMeBa atau lebih dikenal juga dengan sebutan 5W1H.

Apa itu SiAKaDiMeBa (5W1H)?

Secara umumnya unsur yang harus wajib dipenuhi dalam membuat berita, baik itu soft news, hard news, maupun feature news, termasuk juga straight news, adalah sebagai berikut;

1. Siapa (Who).

Siapa saja yang terlibat dalam rangkaian peristiwa, termasuk juga agar berita dapat dipertanggung jawabkan, maka dapat diambil wawancara ataupun statement orang. Seperti; masyarakat, tokoh publik, tokoh masyarakat, pejabat publik, dan orang yang berkompeten lainnya.

2. Apa (What).

Peristiwa apa yang sedang terjadi, apa yang sedang di liput, pesan dan informasi apa yang perlu di sampaikan kepada masyarakat.

3. Kapan (When).

Kapan terjadinya peristiwa, seperti; hari apa, tanggal berapa, bulan berapa dan tahun berapa, bahkan termasuk jam berapa.

4. Di mana (Where).

Di mana terjadinya peristiwa, seperti; di negara mana, di Provinsi apa, di Kabupaten/Kota apa, Desa apa, Kelurahan apa, Kecamatan apa, atau intinya bertujuan menginformasikan secara detil tempat.

5. Mengapa (Why).

Mengapa peristiwa bisa terjadi, apa yang menjadi latar belakang alasannya, apa momentumnya, apa sebabnya dan apa pesan tersirat yang ingin di sampaikan dari peristiwa.

6. Bagaimana (How).

Bagaimana gambaran peristiwanya, seperti apa peristiwanya, yang intinya bertujuan menggambarkan secara detil kronologis peristiwa yang sedang terjadi.

-----

Sebagai catatan, jangan menyelipkan opini pribadi di dalam berita, kemudian yang tidak boleh ketinggalan juga adalah, menyertakan visualisasi baik itu gambar foto, rekaman video, dan rekaman suara sebagai penegasan dan pendukung keakurasian dan kebenaran berita.

Selain itu, perlu juga memahami, tentang bagaimana pentingnya judul dan etalase/teras/kepala berita ataupun headline berita dalam mengemas pemberitaan.

Hal ini karena, judul dan etalase berita merupakan kartu truf atau sebagai kunci penting, penentu berlanjut atau tidaknya seseorang dalam membaca berita.

Lalu bagaimanakah mengemas judul dan etalase berita agar menarik kelanjutan minat pembaca ataupun berlanjut untuk dibaca sampai tuntas?

Secara idealnya, judul berita itu hanya memuat sembilan kata, sebenarnya boleh lebih, boleh sepuluh kata, sebelas kata hingga berbelas-belas kata atau lebih.

Namun penulis menyarankan, judul berita kalau bisa hanya memuat sembilan kata saja, hal ini bermaksud agar judul bisa efektif dan efisien, serta punya daya tarik dan kekuatan tersendiri.

Boleh membuat judul yang boombastis, tapi jangan lupakan kelugasannya dan relevansinya dengan isi berita, dengan kata lain, jangan menerapkan click bait, antara judul tidak relevan dengan isi, karena tujuannya hanya ingin mendapat klik, umumnya juga, click bait ini banyak diberlakukan oleh para Jurnalis Media Online.

Selanjutnya tentang etalase berita, yang dalam hal ini adalah merupakan paragraf pembuka atau paragraf pertama yang berisi sekilas isi yang akan diberitakan.

Ilustrasi gambar | Dokumen istimewa milik Kompasianers Daeng Khrisna Pabhicara
Ilustrasi gambar | Dokumen istimewa milik Kompasianers Daeng Khrisna Pabhicara

Upayakan tidak usah panjang-panjang dan bertele-tele, lebih disarankan adalah simpel, efektif dan efisien, padat bergizi, menggunakan pertalian diksi dan frasa yang menarik dan tidak ambigu, tetap saling terkait dan relevan, fokus, runut, tedas dan runtun.

Meski masih merupakan gambaran umum atau mewakili sekilas isi berita, namun mudah dipahami dan mudah dimengerti, sehingga pembaca tidak kesulitan dan kebingungan menanggapi maksud dan tujuan dari berita dan cukup membuat penasaran pembaca untuk berlanjut membaca pada paragraf berikutnya, bahkan membaca berita sampai tuntas.

Baca juga referensi tentang paragraf pembuka oleh Ahli Bahasa Indonesia yang juga Kompasianers Daeng Khrisna Pabichara berikut ini;

1. Keunikan Paragraf Pembuka.

2. Kompasianers dan Paragraf Pembuka.

-----

Lalu bagaimanakah agar berita itu dapat runut, terpola ataupun terstruktur dengan sistematis?

Ilustrasi gambar | Dokumen foto via Grid.co.id
Ilustrasi gambar | Dokumen foto via Grid.co.id

Dalam hal ini pola ataupun struktur berita itu idealnya adalah piramida terbalik, hal ini agar esensi pesan ataupun informasi dapat tersampaikan secara efektif dan efisien.

Struktur berita terdiri dari; umum, atau sekilas isi pada etalase berita mengandung unsur 5W1H-Isi/bodi berita, sebagai inti informasi yang ingin disampaikan, secara padat, berisi dan bergizi serta boleh memasukan unsur 5W1H-Penutup, yang memuat wasana kata ataupun penjelasan tambahan seperlunya.

*****

Nah, inilah kiranya yang menjadi panduan mudah atau langkah sederhana menulis berita yang bisa penulis bagikan.

Sebagai catatan juga, salah satu asupan gizi penting dalam menulis berita adalah kekayaan pengetahuan dan wawasan atas kosakata.

"Miskin kosakata, artinya kita miskin kreativitas dalam menulis. Maka, bacalah, bacalah, dan bacalah. Niscaya kosakata itu akan memperkaya kreativitas".

Yang terpenting, agar bisa membuat berita sesuai kode etik dan kaidah jurnalistik adalah tinggal bagaimana kemauan dalam mengasahnya dengan banyak berlatih dan membaca.

Dan tentunya ke depan, seiring perjalanan pengalaman dan jam terbang, bukan tidak mungkin Anda akan jadi jurnalis profesional, kompeten, handal dan selalu jadi andalan serta dapat diandalkan

Yang tidak boleh khilaf terlupa dan harus selalu diingat adalah, dalam menjalankan tugas sebagai Jurnalis harus selalu berpegang teguh pada kode etik jurnalistik, memedomani kaidah-kaidah jurnalistik dan selalu mematuhi Undang-Undang Pers.

Demikianlah kiranya artikel ini, mohon maaf bila masih banyak kekurangannya. Artikel ini juga pernah penulis paparkan sebagai materi pembelajaran di Komunitas Kelas Menulis Berita yang dikelola oleh Kompasianers Anis Hidayati, semoga bermanfaat dan salam hangat.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun