Terkadang dalam ruang lingkup dinamika beraktivitas dalam keseharian, kita sering sekali terlupa mengabaikan kekuatan refleksi diri atau (Power Of Self-Reflection).
Padahal sejatinya, membangun kekuatan refleksi diri ini adalah sangat dibutuhkan ataupun diperlukan, ketika pada suatu saat kita sedang dalam kondisi terpuruk dan tersulit.
Yang jelas, dalam keseharian kita, tentunya kita sering sekali dihadapkan dengan kondisi yang memiliki terlalu banyak beban pikiran, terlalu peka dengan bawaan perasaan, dan terlalu mengiyakan luapan emosional.
Di sinilah sebenarnya yang menjadi latar belakang alasannya, mengapa sejatinya kekuatan refleksi diri itu perlu dibangun oleh kita.
Kenapa bisa begitu?
Kekuatan refleksi diri adalah sebagai proses di mana kita tidak hanya sedang mengontrol ataupun menyadari pikiran, emosi, dan perasaan saja.
Tetapi kita juga dapat mengambil tindakan introspektif, korektif, dan evaluatif untuk menghilangkan berbagai pengaruh negatif dan bertindak jujur pada diri sendiri.
Kekuatan refleksi diri juga merupakan suatu proses untuk mengulas kembali hal-hal apa saja yang sudah kita lakukan sebelumnya, seperti dengan mengingat kembali kesalahan-kesalahan kita dan langkah-langkah apa sajakah yang akan kita lakukan kedepannya nanti.
Kekuatan refleksi diri juga merupakan langkah solutif atau sebagai jalan keluar dalam rangka memahami diri, menggali lebih dalam tentang diri, dan pada akhirnya membuat perubahan yang positif dan bernilai tambah dalam menjalani hidup.
Sehingga karenanya, kita dapat memilih, memilah maupun memutuskan dengan benar apa yang sedang dalam kendali kita dan apa yang sedang tidak dalam kendali kita.
Bahkan, memungkinkan kita untuk berdamai dengan apa yang tidak dapat kita kendalikan dan kita dapat jujur dengan diri kita sendiri tentang apa yang kita bisa lakukan.
Apakah manfaat kekuatan refleksi diri?
Kekuatan refleksi diri dapat menghindarkan diri dari depresi, dapat mengelola stres maupun kecemasan, dapat menerima realita, serta dapat melihat ke dalam diri, bahwa kita bukanlah orang yang tidak berdaya.
Seperti misal, saya pernah merasa sangat gugup untuk berbicara di depan orang banyak, tentu setelahnya saya akan menegur diri saya sendiri, dengan cara merenungkannya, mengoreksinya, dan mengevaluasinya.
Sehingga saya dapat menyadari apa yang harus saya lakukan berikutnya, agar ke depannya saya bisa lebih baik lagi tampil dan mampu mengatasi rasa gugup tersebut.
Dengan kata lain, kekuatan refleksi diri ini sangat memungkinkan kita untuk mendapatkan kembali kendali diri kita dapat menuntun kita kepada jati diri kita, termasuk juga menuntun kita, bagaimana kiranya kita menjadi diri sendiri.
Membangun kekuatan refleksi diri dapat dilakukan dengan cara bertanya pada diri, berbicara pada diri, merenung ke dalam diri, seperti misalnya, bertanya pada diri tentang apa yang menjadi kegagalan dan apa yang menjadi keberhasilan kita.
Kekuatan refleksi diri juga dapat dibangun dengan cara menulis, karena dengan menulis, kita dapat menjernihkan dan memahami pikiran maupun meluapkan emosi yang sedang dirasakan atau dipikirkan.
Seperti misal, menuliskan apa yang sedang dirasakan, apa yang kita lakukan, sedang dalam situasi dan kondisi apakah kita sekarang dan seterusnya.
Dan banyak lagi sebenarnya cara yang bisa ditempuh dalam membangun kekuatan refleksi diri ini, seperti misal, dengan cara bermeditasi, yoga, tafakur, dan sebagainya, sehingga tinggal bagaimana kitanya saja.
*****
"Tanpa refleksi diri, kita akan membabi buta layaknya zombie." (Quote by Sigit).
Membangun kekuatan refleksi diri memang membutuhkan proses, waktu, upaya, kemauan, dan amat perlu bertindak jujur pada diri sendiri, karena kita terkadang harus bertarung sengit dengan ego dan pola pikir kita.
Namun setidaknya, kalau kita ada kemauan secara berkala untuk mencurahkan sedikit luang waktu kepada diri, dalam rangka membangun kekuatan refleksi diri ini, tentu kita pasti bisa.
Demikianlah kiranya artikel singkat ini, semoga dapat bermanfaat.
Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H