Sudah hampir seminggu ini, saya menjalani tahapan isolasi mandiri karena status saya sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) positif Covid-19.
Jujur saya mengakui, memang saya merasa sangat kesepian dalam kesendirian menjalani isolasi mandiri ini, saya seperti layaknya burung dalam sangkar, rasa jemu, jenuh dan bosan sudah mulai menghinggapi diri.
Sesekali dalam kesendirian isolasi mandiri ini, saya memalingkan pandangan dibalik jendela, membayangkan betapa bebasnya di luar sana.
Tapi ternyata hal ini malah membuat saya jadi tertekan, dan masih agak merasa nggak percaya saja rasanya, saya bisa terdampar di ruang isolasi mandiri ini.
Ya, artinya dalam hal ini, meskipun status saya adalah OTG Positif Covid-19, ternyata saya harus sadar diri, bahwa saya adalah termasuk kategori pasien suspek Covid-19 atau pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.
Baru kali ini, saya yang biasanya beraktivitas dinamis, jadi merasa tidak bebas, karena saya merasa segala gerak-gerik saya selalu diawasi, ditambah lagi setiap hari saya juga harus melaporkan kondisi melalui rekaman video kepada pihak rumah sakit, dinas kesehatan dan kantor.
Padahal, saya juga sering sekali serlibat dalam pengawasan maupun surveilans pasien Covid-19 ini, namun akhirnya malah saya sekarang yang jadi sebaliknya, saya yang harus diawasi dan disurveilans.
Sekali pun juga dalam menjalani isolasi mandiri ini saya di fasilitasi ruang yang representatif sekelas kamar VIP Hotel, bahkan didukung juga dengan berbagai logistik yang enak-enak, namun rasanya tetap saja saya serasa seperti burung dalam sangkar.
Betapa terasa rindu berkumpul kembali bersama anak dan istri, serta keluarga lainnya, betapa saya sudah ingin segera menyudahi isolasi mandiri dalam kesendirian ini dan segera bisa beraktivitas dinamis kembali.
Tapi ya sudahlah, isolasi mandiri ini harus tetap saya jalani dengan disiplin, saya harus tetap berpikir positif dan saya juga harus tetap semangat, sampai nanti di Swab PCR berikutnya dan bisa segera mengakhiri isolasi mandiri ini.
Dalam kesempatan ini juga saya ingin menitip pesan, berkaitan dengan tersiarnya kabar berita yaitu semakin melonjaknya kasus positif Covid-19 di Indonesia yang sudah menyentuh angka 14 ribu orang lebih dalam perharinya, maka kondisi ini harus disikapi dengan hati-hati dan bijaksana.
Artinya, secara fakta membuktikan, bahwa masih terjadi penularan virus SarsCov2 yang semakin masif dan ruang lingkup persebaran virus semakin meluas, sehingga harus tetap waspada pada sekitar.
Penerapan secara disiplin protokol kesehatan pandemi Covid-19 sangatlah penting untuk menjaga diri sendiri dan orang lain.
Covid-19 ini adalah realita, bukan bohong, bukan rekayasa, tapi fakta dan benar nyata adanya, sehingga harus tetap mematuhi PSBB ataupun PPKM yang telah diberlakukan oleh pemerintah.
Kembali lagi mengenai isolasi mandiri yang sedang saja jalani ini, ternyata ada sisi positifnya juga yang bisa saya dapatkan.
Ya, ternyata saya memang bisa istirahat dengan cukup, baik itu secara rohani dan jasmani, tubuh bisa rehat dan bugar.
Pikiran yang selama ini lebih banyak terbebani dengan hingar bingar pekerjaan dan dunia luar, ternyata jadi bisa rileks dan tenang.
Pola makan yang terkadang saya memang kurang disiplin ternyata jadi lebih teratur, saya memperoleh asupan gizi dan vitamin berlebih.
Pola tidur yang biasanya sering tidak teratur karena sering lembur dan banyak terbebani oleh pekerjaan, ternyata tidur saya jadi lebih nyaman dan berkualitas.
Bahkan ibadah sholat lima waktu yang sering tidak tepat waktu ataupun sering terburu waktu, jadi lebih tepat waktu.
Selain itu, saya juga bisa santai menikmati hiburan dengan menonton televisi, menonton film, mendengarkan musik hingga mengisi diri dengan kegiatan positif dengan menulis dan membaca artikel di Kompasiana.
Tak terlupa juga saya melakukan kegiatan olahraga ringan, seperti senam mandiri dan push up, termasuk juga menjaga dan meningkatkan imun tubuh yaitu berjemur dengan matahari pagi.
Ya, inilah rutinitas isolasi mandiri yang sedang saya jalani, pokoknya saya tetap berupaya mengisinya dengan berbagai kegiatan yang positif untuk mengusir rasa jenuh dan bosan serta menyamankan diri.
Semoga saja nanti hasil Swab PCR saya yang berikutnya hasilnya negatif, sehingga saya bisa segera menyudahi isolasi mandiri ini, dan saya bisa berkumpul kembalu dengan anak, istri dan keluarga.
Demikianlah kiranya artikel singkat ini, yang dibuat sembari mengisi ruang pikir positif dalam menjalani isolasi mandiri, semoga bermanfaat dan tetap semangat.
Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H