Ya, dinamika tugas saya memang lebih banyak berjibaku di lapangan dan memang juga cukup berisiko tinggi bila dihadapkan dengan kondisi di tengah pandemi corona ini.
Hal ini karena saya harus melekat dengan satgas covid, melekat dengan para Divisi Kehumasan, melekat dengan peliputan para awak media, dan tentunya juga kontak dengan individu-individu lainnya.
Sehingga karenanya, berkali-kali juga saya harus sering kena tracing atau pelacakan kontak erat dari orang yang positif Covid-19, berkali-kali juga sempat sementara isolasi mandiri dan berkali-kali juga hasil Swab Real Time PCR negatif, begitulah yang sering sekali belakangan ini saya alami.
Tapi pada akhirnya, pada tanggal 11 Januari 2021 lalu, saya harus menerima kenyataan pahit, ketika akhirnya saya harus dinyatakan positif Covid-19 dan ini pun oleh sebab dari tracing kontak erat dengan penderita Covid-19.
Sebenarnya saya sempat tidak percaya dan menjelaskan kepada pihak medis yang berkaitan dengan permasalahan Covid-19 ini, bahwa saya tidak sakit, tidak ada merasa sedikit pun gejala-gejala dan keluhan soal covid-19 ini.
Bahkan saya menegaskan, bahwa selama berjibaku dalam tugas dilapangan, saya tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Namun, oleh pihak medis, saya tetap dinyatakan orang tanpa gejala yang positif covid-19, dan wajib isolasi mandiri sampai nanti dinyatakan negatif.
Pihak medis juga menegaskan bahwa tracing ini sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan melacak persebarannya.
Alhasil juga dari status saya yang positif covid-19 ini, seperti juga seperti yang sebelumnya ketika saya sering kena lacak kontak erat, istri dan anak saya juga wajib di Swab PCR, Alhamdulillah untuk kesekian kalinya hasilnya negatif, dan sangat melegakan saya dan istri.
Sebab, istri juga sempat berpikir yang macam-macam gegaranya, karena baru ini juga saya dinyatakan positif covid-19 selama kena lacak kontak erat.