Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Rakyat sebagai Wahana Wawas Diri Atas Peringatan Lingkungan dan Alam

10 Januari 2021   19:37 Diperbarui: 10 Januari 2021   19:48 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar via Dosen pendidikan.com

Cerita rakyat merupakan karya sastra dalam bentuk fiksi yang bermanfaat, karena dapat memberi kesadaran tentang ajaran hidup, dan berperan juga sebagai miniatur yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupan nyata.

Yang jelas, cerita rakyat mengandung pesan dan nilai moral yang secara kontekstual dapat berperan juga sebagai mekanisme pengendalian perilaku masyarakat.

Bahkan dari cerita rakyat, ternyata juga terdapat pesan dan nilai moral bagaimana menyadari peringatan dari lingkungan dan alam.

Terkadang manusia lalai menyadari peringatan dari lingkungan dan alam, akibat berlaku skeptis dan egois dalam hal menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan dan alam.

Ketika musibah bencana alam terjadi barulah menyadari, bahwa ternyata ada peran serta dari ulah manusia sendiri akibat rusaknya lingkungan dan alam.

Nah, kaitannya dengan itu, melalui artikel ini, dalam rangka sebagai pengingat bagi bersama terkait kesadaran bersama untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan dan alam, inilah beberapa cerita rakyat yang sekiranya mengandung pesan dan nilai moral yang berkaitan dengan lingkungan dan alam.

1. Cerita rakyat batu bergaung dari Kalimantan Tengah.

Ya, dari cerita rakyat batu bergaung, terdapat pesan moral terhadap lingkungan, karena dari cerita rakyat batu bergaung ini, digambarkan tentang adanya sikap yang tidak perduli dan empati terhadap lingkungan yang dilakukan oleh putri raja.

Secara singkatnya dalam narasi cerita batu bergaung, diceritakan bahwa putri raja selalu mencuci rambutnya dengan biji wijen dan jeruk nipis di sungai dekat kerajaan.

Kemudian, karena akibat ulah dari putri raja tersebut, ternyata menyebabkan kerajaan bawah sungai menjadi rusak, kotor, rakyat-rakyat menjadi tak berdaya dan lemah, serta anak-anak kerajaan bawah sungai banyak yamg meninggal.

Hal ini karena, biji wijen dan jeruk nipis yang digunakan putri raja untuk keramas tersebut adalah ternyata menjadi racun yang sangat berbahaya bagi kerajaan bawah sungai.

Nah, berdasarkan cerita rakyat ini ada pesan dan nilai moral lingkungan yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupan nyata.

Bahwa manusia agar hendaknya saling menjaga dan berempati terhadap lingkungan serta menjaga ekosistem lainya di sekitar lingkungannya sebagai bagian dari perilaku etis manusia dalam merefleksi diri dengan lingkungan dan alam.

2. Bujang sembilan dan asal usul danau Maninjau dari Sumatera Barat.

Di kisahkan, ada sembilan bujang dan seorang perempuan yang hidup dinafkahi oleh pamannya, pada suatu ketika, paman mereka dan seorang pria bernama Giran menemui para bujang dan Sani (satu satunya perempuan dalam kerabat para bujang).

Dari pertemuan tersebut, membuat Giran dan Sani jadi saling jatuh cinta, pada suatu ketika diadakan perlombaan, dan akhirnya Giran mengikuti lomba dan dapat mengalahkan para bujang.

Namun, ternyata kekalahan para bujang tersebut menyulut api dendam kepada Giran, oleh karena itu, lamaran Giran kepada Sani ditolak, sani pun menjadi sedih, bermuram durja, hingga mengurung diri.

Di kisahkan kemudian, Sani dan Girang bertemu disuatu tempat dan ternyata pertemuan mereka berdua dipergoki oleh para bujang dan menuduh mereka, bahwa mereka.melakukan perbuatan maksiat.

Giran dan Sani disidang, dan mereka pun dinyatakan bersalah karena dianggap melanggar adat, mereka dihukum dan diarak ke kawah gunung tinjau, lalu sebelum mereka berdua menceburkan diri, Sani dan Giran sempat berkata,

"Wahai kalian semua, ketahuilah! Kami tidak melakukan perbuatan terlarang apa pun. Karena itu, kami yakin tidak bersalah," ucap Giran.

Setelah itu, Giran menengadahkan kedua tanganya ke langit sambil berdoa.

"Ya Tuhan! Mohon dengar dan kabulkan doa kami. Jika kami memang benar-benar bersalah, hancurkanlah tubuh kami di dalam air kawah gunung yang panas ini.

Akan tetapi, jika kami tidak bersalah, letuskanlah gunung ini dan kutuk Bujang Sembilan menjadi ikan!"

Usai memanjatkan doa, Giran dan Sani segera melompat ke dalam kawah. Keduanya pun tenggelam di dalam air kawah, sebagian orang yang menyaksikan peristiwa itu diliputi oleh rasa tegang dan cemas, karena jika Giran benar-benar tidak bersalah dan doanya dikabulkan, maka mereka semua akan binasa.

Ternyata benar, permohonan Giran dikabulkan oleh Tuhan. Beberapa saat berselang, gunung tinjau tiba-tiba bergetar dan diikuti letusan yang sangat keras. Lahar panas pun menyembur keluar dari dalam kawah, mengalir menuju ke perkampungan dan menghancurkan semua yang dilewatinya.

Semua orang berusaha untuk menyelamatkan diri. Namun, naas nasib mereka. Letusan Gunung Tinjau semakin dahsyat hingga gunung itu luluh lantak. Tak seorang pun yang selamat. Bujang Sembilan pun menjelma menjadi ikan.

Nilai dan pesan moral lingkungan dari cerita rakyat tersebut adalah mencintai kearifan alam ekologi, karena Danau Maninjau merupakan salah satu ragam kearifan ekologi dan kearifan spiritualitas adat dan istiadat yang didasarkan atas penghormatan kepada alam, dan kesemuanya harus dilestarikan sebagai wujud perlakuan moral terhadap
lingkungan dan alam.

3. Cerita rakyat Asal Usul Bontang.

Di kisahkan secara singkat, ada seorang bangsawan Kerajaan Kutai bernama Aji pao dan rombongan mencari tempat pemukiman.

Mereka akhirnya menemukan daerah Bontang yang memiliki aliran sungai, Aji Pao berpikir bahwa daerah aliran sungai tersebut adalah daerah yang subur sehingga Aji Pao berkeinginan untuk menjadikan tempat tersebut sebagai tempat permukiman masyarakat.

Namun, sebelum permukiman bagi masyarakatnya terbentuk, Aji Pao memutuskan untuk mengolah daerah aliran sungai tersebut menjadi lahan pertanian yang menghasilkan, sehingga dapat dinikmati dan memberi penghidupan bagi masyarakat.

Berdasarkan kisah tersebut, didapatkan nilai moral lingkungan adalah menciptakan sistem irigasi dan pertanian yang sesuai dengan keseimbangan lingkungan dan alam.

***

Sebenarnya masih banyak lagi cerita rakyat yang mengandung nilai dan pesan moral soal lingkungan dan alam, seperti, rawa pening, malin kundang, dan sebagainya.

Namun setidaknya, dari tiga cerita rakyat yang penulis selipkan dalam artikel ini, semoga kiranya dapat mewakili, dan semakin membuat wawas diri bersama terkait pentingnya menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan dan alam.

Wasana kata.

Berdasarkan cerita rakyat yang terdapat dalam artikel penulis, didapatkan kesimpulan bahwa, terdapat pesan dan nilai moral dari lingkungan dan alam yaitu;

Menjaga kebersihan lingkungan, refleksi masyarakat tentang kesadaran menjaga lingkungan dan alam, mencintai kearifan alam ekologi, pemberian hak hidup bagi makhluk hidup lainnya, penghormatan pada adat istiadat sebagai wujud spiritualitas menghormati alam, adanya mekanisme pengendalian perilaku masyarakat agar menghormati mahkluk ekologis lainnya, dan menciptakan sistem pertanian yang sesuai dengan lingkungan.

Sehingga bila diaktualisikan dalam kehidupan nyata, deskripsi pesan dan nilai moral lingkungan dan alam dalam cerita rakyat tersebut bisa menjadi wahana wawas diri, menumbuhkan kesadaran diri untuk selalu konsisten menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan dan alam.

Sehingga diharapkan dapat menyadari peringatan dari lingkungan dan alam terhadap musibah bencana alam dan lingkungan yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi kalau masyarakat lalai menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan dan alam.

Oleh karenanya, marilah kita semua tetap wawas diri untuk tetap konsisten menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan dan alam.

Demikianlah kiranya artikel singkat ini, semoga bermanfaat.

Referensi cerita rakyat di dapat dari Wikipedia.id, historia.id, dan membaca dari berbagai sumber lainnya.

Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun