Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ini 5 Hal yang Perlu Dikuasai Sebelum Memutuskan Jadi Mentor

7 Januari 2021   14:31 Diperbarui: 7 Januari 2021   14:36 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentor merupakan pembimbing ataupun pendamping yang berperan sebagai suri tauladan, penasehat, supporting, motivator dan sejenisnya.

Mentor juga bertujuan memberikan alternatif solusi ataupun jalan keluar permasalahan kepada peserta atau yang sedang dimentoringnya.

Sehingga masalah yang dihadapi dapat teratasi dan peserta yang sedang dibimbing tersebut akhirnya mampu mencapai tingkat kemandirian.

Lalu, yang jadi pertanyaannya adalah, bisakah bagi yang belum pernah sama sekali berpengalaman jadi mentor tapi ada keinginan untuk terjun menjadi mentor?

Jawabannya adalah sangat bisa, asalkan Anda mau belajar dan membekali diri dengan berbagai hal yang harus dikuasai oleh seorang mentor.

Seperti halnya dari pengalaman penulis yang tidak pernah menjadi mentor bagi siapa pun, namun karena ada upaya untuk belajar dan membekali diri, akhirnya penulis pun bisa dan memutuskan bisa terjun ke dalam peran ini.

Bahkan sebelumnya penulis juga tidak pernah ada yang memberi tahu, apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dikerjakan untuk terjun jadi mentor.

Dalam hal ini, penulis hanya berupaya menerapkan langkah-langkah yang sudah tercetus dalam benak pemikiran penulis.

Meskipun secara permulaan ketika mengawali terjun untuk pertama kalinya menjadi mentor, masih terdapat banyak ketidaksempurnaan.

Tapi setidaknya, dari pengalaman pertama kali tersebutlah justru yang jadi pondasi penguat bagi kedepannya, dan juga untuk menjadi bahan pembelajaran diri penulis pada kesempatan yang berikutnya.

Dan akhirnya, dengan semakin banyaknya jam terbang dan bekal dari pengalaman-pengalaman yang sudah ditempuh tersebut, penulis akhirnya jadi bisa dan terbiasa.

Nah, berkaitan dengan itu juga, semoga apa yang penulis bagikan berdasar pengalaman ini, dapat menjadi referensi tambahan bagi siapa saja yang sekiranya ingin terjun menjadi mentor.

Lantas apa sajakah langkah-langkah tersebut?

Ilustrasi gambar olah kolase dari foto pribadi dan foto dari soscialworker.com
Ilustrasi gambar olah kolase dari foto pribadi dan foto dari soscialworker.com

1. Menentukan terlebih dahulu apa yang ingin Anda terapkan.

Mentor senantiasa berbagi, mengajarkan dan menawarkan nasihat, sekaligus juga selalu memandu dan memberikan semangat.

Di sinilah yang harus ditentukan oleh Anda, apa yang sekiranya bisa bermanfaat secara efektif dan efisien untuk diterapkan, dibagikan, diajarkan dan ditawarkan.

Serta mampu membantu memberi panduan langkah kepada mereka yang sedang dimentoring sesuai materi yang diberikan.

Seperti misal, membantu mendorong mereka untuk menemukan ke mana arah dan tujuan mereka ingin melangkah, dan apa yang sekiranya perlu mereka lakukan serta apa yang menjadi rambu-rambunya yang sekiranya perlu jadi perhatian.

2. Menentukan apa yang bisa menginspirasi berdasar pengalaman Anda.

Anda tentu punya pengalaman hidup baik itu pengalaman pahit maupun pengalaman manis, pengalaman pernah gagal dan pengalaman pernah berhasil.

Anda yang pernah memperoleh pencapaian tingkat keberhasilan tentu akan mengetahui bahwa jalannya pencapaian tersebut perlu proses, bahwa ada perjuangan, dan ada daya upaya.

Termasuk juga ketika anda pernah memperoleh kegagalan ataupun keterpurukan, tentu pernah ada pengalaman Anda untuk bangkit dari kegagalan ataupun keterpurukan tersebut.

Nah, di sinilah yang bisa menjadi inspirasi bagi mereka, karena salah satu sumber daya berharga yang bisa ditawarkan seorang mentor adalah inspirasi yang mampu memotivasi.

3. Mempersiapkan contoh persoalan, tantangan dan membedahnya sebagai langkah solutif.

Terkadang sangat mudah untuk menasihati dan memompa mereka dengan motivasi dan inspirasi.

Tetapi belum tentu bisa menemukan titik temu untuk dapat men-delivery mereka kepada arah tujuan yang ingin dicapai oleh Anda.

Oleh karenanya, Anda juga perlu mempersiapkan contoh persoalan yang aktual sesuai dengan apa yang Anda sampaikan, lalu memberikan tantangan kepada mereka untuk menyelesaikannya.

Yang jangan sampai terlupa juga adalah, membedah contoh persoalan tersebut sebagai langkah solutif dan sebagai patokan ataupun bekal bagi mereka, ketika kedepannya harus berjibaku dengan tantangan yang sesungguhnya di lapangan.

Memang, tantangan nyata di lapangan itu bersifat dinamis, namun setidaknya, Anda sudah memberikan gambaran bagaimana harus berjibaku menghadapi tantangan-tantangan yang ada di lapangan.

4. Mendengarkan keluh kesah, kesulitan dan pengalaman peserta.

Yang takboleh ketinggalan adalah berempati dengan perduli mendengar ataupun menampung keluh kesah, kesulitan dan pengalaman mereka.

Di sini juga bukan berarti Anda harus memberikan pemahaman ataupun alternatif solusi pada saat itu juga, tapi Anda bisa menampungnya terlebih dahulu sebagai saran dan masukan.

Yang perlu Anda lakukan kemudian adalah, Anda dapat membuka ruang konsultasi khusus kepada mereka, melalui hubungan kontak pribadi misalnya, melalui hubungan email misalnya dan sejenisnya.

5. Membekali diri dengan teknik cara memberi instruksi (CMI).

Teknik cara memberi instruksi di sini adalah meliputi bagaimana mentor harus memiliki bekal teknik komunikasi, baik itu verbal maupun non verbal.

Termasuk bagaimana tata cara menyampaikan dan mendelegasikan instruksi, cara bicara, pembawaan ataupun penampilan diri dan kemampuan mem-bridging kepada peserta.

***

"Sebagai seorang mentor, Anda adalah kaca pembesar bagi orang lain". (Quote by Sigit).

Nah, inilah sedikitnya beberapa hal yang bisa penulis bagikan berdasar hasil pemikiran dan pengalaman penulis di lapangan.

Sekarang kalau Anda ingin terjun terlibat bersama penulis untuk menjadi mentor, maka tinggal bagaima Anda menerapkannya atau mungkin mengolaborasikannya dengan pemikiran yang sudah tercetus di benak Anda.

Saling mengisi di antara hasil pemikiran dan pengalaman, baik itu antara penulis dan Anda tentu akan semakin memperkaya wawasan dan referensi. Selamat mencoba.

Demikianlah kiranya artikel singkat ini, semoga dapat bermanfaat.

Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun