Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dengan 3 Cara Ini, Saya Berupaya Menghilangkan Ego dan "Catchy" dalam Mengemas Artikel

20 Desember 2020   11:05 Diperbarui: 20 Desember 2020   11:19 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dokumen via Womantalk.com

Saya pernah membaca artikel, tapi baru sampai dua atau tiga paragraf, saya sudah tidak tertarik lagi membacanya, dan malas melanjutkan membaca, langsung out, karena artikel tersebut tidak menarik dan dikemas kurang menarik?

Pernah juga saya kecewa banget ketika membaca artikel, karena ternyata artikel yang saya baca tersebut berjenis click bait saja, judul bombastis tapi isinya ternyata benar-benar amat mengecewakan?

Ya, mungkin apa yang saya rasakan ini juga pernah Anda rasakan, kecewa membaca artikel yang tidak cacthy merasa rugi sudah mengklik artikel tersebut.

Pernah kecewa berat membaca artikel inilah juga, yang menjadi bahan instrospeksi diri dan pertimbangan penting bagi saya pribadi dalam mengemas Artikel-artikel saya.

Ya, jujur saja, pada awalnya saya memang termasuk penulis ataupun pengarang yang egois, mengemas artikel ya semaunya saya, mau click bait kah atau apapun itu artikel yang saya buat, ya terserah saya, yang penting artikel saya ada yang baca.

Namun ternyata, keegoisan saya tersebut adalah salah besar, dan cukup membuat saya menyesal ketika akhirnya saya mengalami sendiri membaca artikel yang kurang lebihnya mengedepankan sisi keegoisan dari penulis atau pengarangnya yang mengedepankan sisi keegoisan seperti saya tersebut.

Inilah juga yang akhirnya membuat saya banyak belajar, dan banyak membaca berbagai literatur yang sekiranya dapat menambah wawasan saya dalam mengemas artikel.

Seperti di Blog Kompasiana misalnya, saya banyak membaca artikel yang sering tayang jadi artikel utama lalu saya amati masing-masing karakter artikel tersebut termasuk karakter para Kompasianersnya.

Memang sih, saya mendapatkan ketidakpatuhan kebahasaan yang tidak sesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia pada artikel utama tersebut, tapi ya memang harus dimaklumi, namanya juga blog sejuta umat.

Kompasiananya sendiri juga telah menegaskan, kebebasan para Kompasianersnya dalam mengungkapkan hasil karyanya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun