Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jangan Jadi "Ulat Bulu" di Kantor

7 November 2020   10:10 Diperbarui: 7 November 2020   10:27 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen foto greatpeopleinside.com/via topcareer.com

Apa kira-kira reaksi kamu, bila melihat ulat bulu merambat di dedaunan atau mungkin di mana saja?

Tentunya, di antara kamu pasti ada yang merasa fobia banget kan, bisa jadi karena "takut" ataupun "geli", bahkan mungkin saja ada yang merasa paranoid ataupun benci banget melihat ulat bulu ini.

Ya, hewan ulat bulu adalah jenis serangga yang memiliki rambut halus di seluruh tubuhnya, yang mengandung zat kimia beracun dan ketika bersentuhan dengan bagian tubuh manusia, bisa berdampak atau menyebabkan iritasi dan reaksi alergi.

Gejala iritasi dan reaksi alergi yang muncul akibat terkena ulat bulu tersebut di antaranya seperti ruam, bentol, atau bercak kemerahan di kulit, serta kulit terasa gatal, perih, dan bengkak.

Bahkan, ulat bulu bisa menjadi hama yang terpaksa harus dibasmi, karena memberi dampak kerusakan bagi dedaunan pada tanaman dan buahnya, apalagi bila tanaman dan buah termasuk tanaman komoditi.

Kemudian berkaitan dengan dampak karena tersentuh atau interaksi langsung, tentu saja akibat dari alergi dan iritasi karena tersentuh ulat bulu ini akan jadi menjengkelkan dan menyusahkan.

Nah, inilah kaitannya, kenapa dalam artikel ini, penulis mengetengahkan judul, jangan jadi "ulat bulu" di kantor.

Ya, dalam hal ini, mengenai hubungannya dengan dinamika dunia kerja kantor yang selalu terkait dengan karyawan, maka yang penulis maksudkan dengan "ulat bulu" di sini adalah mereka yang tipikalnya berkarakter sebagai "karyawan ulat bulu".

"Karyawan ulat bulu", bagaimana itu, apakah maksudnya?

Seperti yang sudah penulis jelaskan di atas, tentang bagaimana ulat bulu itu, maka kalau di kantor, ada karyawan berjenis ulat bulu ini, tentunya akan jadi suatu masalah, baik itu di antara karyawan, maupun kepada kantor.

Ya, "karyawan ulat bulu", karyawan jenis ini bisa menjadi hama ataupun wabah yang dapat berdampak bagi karyawan yang lainnya, terkait dengan karakter, sikap dan perilakunya.

"Karyawan ulat bulu" adalah karyawan yang seringkali menyusahkan, baik itu menyusahkan kantor dan menyusahkan karyawan yang lainnya.

Karena mereka adalah karyawan yang di antaranya memiliki karakter bertipikal karyawan toxic, karyawan trouble maker, karyawan lemot, dan jenis karyawan yang bertipikal menyusahkan lainnya, yang ternyata jadi hama dan wabah penyakit di kantor.

Hama ataupun wabah penyakit tentu saja harus disingkirkan, diberantas dan dibasmi, agar tidak semakin menulari atau justru jadi pandemi yang meluas.

Begitu pula halnya dengan"karyawan ulat bulu", yang ke depannya bila tidak disingkirkan atau di atasi bisa menjadi hama ataupun jadi penyakit bagi karyawan lainnya dan secara umumnya bagi kantor.

Karena ke depannya bila dibiarkan saja, akan dapat semakin menulari dan jadi memandemi pada karyawan yang lainnya yang jadi teracuni bahkan terikut tertular berperilaku terkait karakter dan tipikal "ulat bulu" nya tersebut.

Inilah kiranya yang perlu jadi catatan penting buat kamu, dalam kaitannya di lingkup dunia kerja, agar kiranya kamu janganlah jadi salah satunya, jadi karyawan yang berjenis "karyawan ulat bulu".

Umumnya yang seringkali terjadi, terkadang secara tidak disadari, seseorang tidak akan merasa bahwa dirinya adalah bagian dari "karyawan ulat bulu" ini, dan ini berarti termasuk juga di dalamnya adalah kamu.

Oleh karena itu, bila kamu ingin mengetahui apakah kamu adalah yang termasuk atau bukan bagian dari "karyawan ulat bulu" ini, maka kamu bisa mengamati, memperhatikan dan merasakan dengan seksama, bagaimana respon dari sesama karyawan lainnya ataupun dari atasan kamu, terkait rutinitas keseharian kamu bekerja di kantor.

Beberapanya yang perlu kamu perhatikan di antaranya seperti;

1. Apakah kamu mulai merasa sering dijauhi dan dihindari oleh rekan kerja kamu?

Nah, bila hal ini yang terjadi pada kamu, maka perlu kamu cari apa yang menjadi penyebabnya, karena mungkin saja tanpa kamu sadari, ternyata kamu sudah bikin mereka jengkel, marah, hingga kesusahan, karena sesuatu hal yang kamu perbuat atau karena terdampak berkaitan dengan kinerja kamu di kantor.

Inilah yang perlu kamu evaluasi, kamu harus cari, apa kira-kira yang bikin mereka bersikap menjauhi kamu, mereka merasa "gatal banget" bila harus melihat kamu, bahkan jadi tidak suka dan jadi semakin membenci kamu, karena ternyata kamu di anggap "beracun".

Kalau hal ini tidak kamu sadari secepatnya, maka ke depannya bisa berdampak buruk kepada kamu, karena mungkin saja kamu yang akan tersingkir dari kantor, karena kamu ternyata adalah hama dan wabah penyakit yang ternyata sudah menjangkiti lingkungan kantor.

Nah, kamu tau sendiri kan, yang namanya hama dan wabah penyakit itu, pasti sangat wajib untuk dibasmi agar tidak semakin memandemi.

Ilustrasi gambar | Dokumen via Inc.com
Ilustrasi gambar | Dokumen via Inc.com

2. Apakah kamu sering kena marah atasan kamu, karena kinerja kamu?

Hal ini juga amatlah penting kamu perhatikan terkait sudah seberapa seringkah kamu kena marah atasan karena hasil dari kinerja kamu.

Sehingga menyebabkan atasan kamu jadi terlalu begitu korektif dan selektif banget, bila produk hasil kerja kantor adalah merupakan produk kerja dari kamu, ada salah sedikit atasan kamu langsung marah sama kamu.

Bahkan, atasan kamu terkesan jadi mencari-cari kesalahan kamu, atasan kamu jadi "gatel banget" ingin selalu memarahi kamu dan bawaannya ingin selalu mau marah saja bila melihat kamu ataupun sesuatu hal itu berkaitan dengan kamu.

Di sinilah kiranya yang perlu kamu evaluasi secara mendalam, kenapa kiranya atasan kok jadi selalu terkesan terlalu responsif dan reaktif karena bawaannya ingin marah saja kepada kamu.

*****

Jadi, inilah kiranya yang perlu kamu cermati dengan seksama, bila ke depannya, kamu ternyata dirasa sudah sering dijauhi dan dihindari oleh rekan-rekan kerja kamu, bahkan juga ternyata oleh atasan kamu, karena bisa jadi tanpa kamu sadari, ternyata kamu sudah jadi "karyawan ulat bulu" di kantor.

Namun demikian, tidak dipungkiri juga, bahwa memanglah ada juga yang secara sadar melakukannya, karena memang bawaannya sudah begitu, mungkin karena sudah wataknya dari orok (bayi) memang sudah begitu.

Tapi kalau karyawan yang bertipe ini memang secara langsung berlaku sadar, maka mereka akan dengan mudah juga terdeteksi dan akhirnya mudah juga untuk dibasmi.

Namun setidaknya, berkaitan dengan artikel ini, maka agar kirannya janganlah kamu yang jadi salah satunya, kamu yang ternyata jadi "karyawan ulat bulu" di kantor.

Karena kalau ternyata pada akhirnya, kamulah yang jadi "karyawan ulat bulu" di kantor, dan tidak kamu sadari atau bahkan secara sadar, maka akan dapat dipastikan, secara perlahan seiring waktu, kamu akan tersingkir dari kantor.

Tentu saja kamu tidak mau kan berlaku jadi "karyawan ulat bulu"?

Yang jelas, dengan segala upaya baik kamu, itikad dan niat baik kami bekerja untuk berbuat yang terbaik, maka tentu kamu pasti bisa, selalu jadi karyawan yang nilai dan kualitasnya baik dan positif, selalu handal dan diandalkan oleh rekan kamu, atasan kamu dan kantor.

Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun