Nah, sampai di sini, bila melihat apa yang diungkap oleh Najwa dan timnya terkait demonstrasi Mahasiswa dan Buruh yang akhirnya jadi rusuh karena terjadi pembakaran pada halte Sarinah di sekitar kawasan Bundaran HI, sangatlah begitu mirip.
Dalam hal ini, tujuannya sangatlah jelas, yaitu menstigmatisasi demonstrasi Mahasiswa dan Buruh, agar jadi tertuduh melakukan pengerusakan, membentuk opini dan framing, bahwa demonstrasi adalah tidak murni alias ditunggangi dan pada kenyataannya memanglah berhasil.
Sehingga jadi alasan bagi aparat keamanan untuk melakukan tindakan pengamanan, bahkan sampai akhirnya jadi bertindak represif, dalam rangka membungkam dan menjinakkan gerakan-gerakan Mahasiswa dan Buruh ataupun masyarakat sipil lainnya.
Yang jelas, operasi rahasia berjenis Klandestin sesuai analisa dan dugaan penulis ini pasti ada User-nya, dan patut diduga sang User ada memiliki hubungan atas suatu kepentingan, bisa jadi sebagai kendaraan suatu kebijakan, bisa jadi juga ada campur tangan politis yang digunakan oleh para petualang-petualang politik sebagai kendaraan mereka untuk mempertahankan kekuasan, merebut kekuasan dan juga untuk menjatuhkan lawan-lawan politiknya masing-masing.
Perlu diingat juga, dalam catatan sejarah Indonesia, Rezim Orde Baru pernah menggunakan badan intelijen negara dan yang terkaitnya, untuk mengkonsolidasikan kekuasaan, mengidentifikasi dan mengawasi dengan ketat para penentang, oposisi, dan mencoba untuk menciptakan apatisme domestik dengan berbagai cara, termasuk dengan mengendalikan media, serta bersifat represif dan berada di luar jangkauan hukum.
Sehingga pada akhirnya terjadilah penyalahgunaan badan intelijen dan terkaitnya yang luar biasa oleh Rezim Orde Baru untuk senjata kebijakannya dan kepentingan politiknya.
Nah, kaitannya dengan itu, penulis dan segenap bangsa ini tentu saja sangat benar-benar berharap dan berdoa dengan tulus dari hati yang paling dalam, semoga saja, apa yang pernah jadi sejarah kelam tersebut bisa dihindari, dijauhkan dan tidaklah diterapkan ataupun bukan dilakukan oleh pemerintahan Jokowi dan lingkaran terkaitnya.
Semoga saja, dalam kaitannya dengan kasus ini, badan intelijen negara dan terkaitnya, bisa menjaga jarak dengan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan, tidak berafiliasi dengan partai politik, dan tetap netral serta tidak dipengaruhi oleh politik praktis.
Mudah-mudahan, apa yang telah diungkap oleh Najwa dan Timnya tersebut, hanyalah ulah ugal-ugalan gelintiran oknum-oknum saja, para James Bond KW dan urakan, ulah oknum petualang-petualang politik, para trouble maker murahan yang berpikiran picik dan sempit yang melakukan niat hanya demi kepentingan politik dan karena kebodohannya saja.
Namun demikian, tentunya untaian asa transparasi dari publik untuk mengusut tuntas kasus kerusuhan pengerusakan halte Sarinah yang mendompleng Aksi Demonstrasi Mahasiswa dan Buruh tetaplah dibutuhkan dan amatlah penting.