Inilah salah satu komunikasi yang memperihatinkan dikalangan politisi ini, terlalu dangkal, terlalu naif dan terkesan hanya sisi emosional saja yang dikedepankan, terkesan berbau kepentingan politik dan terlalu mudah menyimpulkan dengan kurang memperhatikan banyak hal yang seharusnya dijadikan parameternya sebagai pertimbangan yang mendasar.Â
Pernyataan Megawati jelas sangat menyinggung kalangan milenial, dan seperti yang dikatakannya juga, bahwa bakal ada yang membully pernyataannya, ya siap-siap saja terima bully tersebut.
Bahkan gelombang tsunami dan guncangan bully itu akan mengguncang dengan detas dan keras bagaikan megatrust, dan bisa saja akan berpengaruh secara kepartaian kepada PDI Perjuangan.
Apalagi tidak hanya sekali ini saja partai PDI Perjuangan diguncang hal-hal kontroversi, karena bisa dilihat bagaimana polah Puan Maharani, polah Jokowi dan polah tokoh sentral lainnya yang sering kontroversi di ruang publik.
Kalangan milenial tentu tidak akan tinggal diam dengan apa yang diungkapkan oleh Megawati terhadap mereka, dan tentu akan mengkritik secara tegas dan keras.
Bisa jadi kedepannya dengan berbagai hal kontroversi yang dilakukan oleh PDI Perjuangan secara partai maupun secara ketokohan, akan membuat megatrust, sehingga para milenial bakal berpikir 1000 kali mau jadi simpatisan ataupun pemilih PDI Perjuangan.
Setidaknya kalau memang dalam kaitannya dengan peringatan dan gaung sumpah pemuda, Megawati seharusnya memberikan semangat, motivasi ataupun dorongan yang edukatif, agar kalangan milenial dapat lebih produktif lagi dalam peran sertanya bagi bangsa dan negara ini.
Bukannya malah meremehkan ataupun merendahkan kaum milenial, justru apa yang jadi pernyataannya tersebut sama sekali tidak mendidik, bahkan terkesan skeptis dan pragmatis, berbau bau kepentingan politik hingga menyinggung harkat martabat dan harga diri kaum milenial.
Seyogianya dalam hal ini, Megawati harusnya dapat bijak mengklarifikasinya, atau berbesar hati dengan meminta maaf kepada kaum milenial, tapi terserahlah mau klarifikasi atau tidaknya, kalau Megawati sudi minta maaf syukurlah, tapi kalau tidak mau ya sudahlah, Megawati harus siap dibully dan dikritik secara bertubi-tubi, sebab pernyataan Megawati tersebut kontroversi dan tidak mendidik.
***
Ya begitulah, entah kenapa komunikasi publik dari para tokoh politisi di negeri ini seringkali terlalu picik dan receh sehingga sering menimbulkan hal yang kontroversial, sehingga berdampak pada reaksi publik.