Panasnya kancah politik Tanah air mulai kian terpampang nyata, para tokoh publik hingga para politisi mulai saling pamer pamor dan cari panggung.
Aroma adu panggung dan pamer pamor kian panas tatkala, KAMI dideklarasikan, bahkan seolah tak mau ketinggalan kereta ataupun tidak dapat panggung dalam perkembangan politik, PA 212 juga turut serta mengambil kesempatan tersebut.
Memang tak dipungkiri, kemunculan sejumlah para tokoh publik dan tokoh politisi seperti, Din Syamsudin, Gatot Nurmantyo, Amien Rais, mulai menyeruak ke ruang publik, bahkan nama Habib Rizieq dan Ustad Somad turut disebut sebut dalam adu panggung politik dan pamer pamor tersebut.
Dengan perkembangan ini, kalau boleh dianalisis, nampaknya dari pihak PKS yang berada dipihak Oposisi, pihak partai yang berada diluar pemerintahan seperti PAN dan Demokrat, hingga partai baru, sepertinya sedang bertindak menunggu kemana mereka cari kendaraan dan tinggal mencarikan panggung bagi mereka.
Lalu bagaimana reaksi dari pihak koalisi yang berada di pemerintahan?
Ya, memang sepertinya pihak koalisi yang berada di pemerintahan mulai mendapat lawan lawan politik yang tidak bisa diremehkan begitu saja.
Karena kalau dilihat ada respon yang cukup reaktif dari pihak koalisi yang berada di pemerintahan, bagaimana mulai kritis dan lantangnya PDIP yang tentunya termasuk juga para koalisinya yang berkuasa di pemerintahan ini, menyikapi kehadiran KAMI tersebut.
Seperti yang telah ditegaskan oleh Megawati, Ketum PDIP yang mulai angkat bicara memberi respon terkait dideklarasikannya KAMI.
"Saya suka ketawa, kemarin ada orang yang bentuk KAMI. Wah KAMI itu kayaknya banyak banget yang kepingin jadi presiden. Ya daripada bikin seperti itu, kenapa ya dari dulu enggak cari partai?"
Begitulah Megawati angkat bicara terhadap KAMI dalam konferensi virtual di Jakarta pada Rabu, 26 Agustus 2020.
Tidak ada yang salah dan wajar saja bila Megawati mensinyalir adanya kepentingan Pilpres di balik gerakan KAMI tersebut.