Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

3 Solusi Alternatif yang Bisa Diterapkan dalam Mengatasi Konflik di Kantor

3 Agustus 2020   22:48 Diperbarui: 3 Agustus 2020   22:49 3959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Konflik di kantor | Dokumen foto Shutterstock.com/Magazine.job-like.com


Apakah di tempat kerja anda atau di kantor anda sering terjadi konflik, baik itu konflik antar bagian, antara atasan dan bawahan ataupun mungkin konflik di antara para staf karyawan?

Ya, pada umumnya soal konflik ini, memang seringkali terjadi di kantor, sehingga soal konflik di kantor ini, memang perlu penanganan yang solutif.

Konflik di kantor umumnya dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perbedaan pendapat dengan rekan kerja, kurangnya adaptasi, adanya berbagai tekanan, struktur organisasi yang lemah, dan lain sebagainya.

Menghindari ataupun melarikan diri dari konflik bukanlah suatu solusi untuk mengatasi masalah di tempat kerja, tapi harus ditangani untuk menemukan solusi.

Karena terkadang soal konflik di kantor ini, kalau tidak tertangani dengan bijak, maka konflik justru berubah semakin meruncing dan membuat suasana kantor jadi tidak kondusif.

Tentu saja kalau sudah begini, kantor akan berubah jadi "panas", dan menyimpan bom waktu ada yang saling sikut, saling mendiamkan, saling benci dan pada waktunya akan meledak menghancurkan tim work.

Nah, oleh karenanya, soal konflik di kantor ini, penulis ingin berbagi sedikit pengalaman dalam hal menanganinya. Dan semoga apa yang penulis tuangkan melalui artikel ini bisa jadi manfaat, baik itu bagi para unsur atasan ataupun para staf karyawan.

Lalu apa sih yang menjadi solusi alternatif untuk menangani konflik di kantor tersebut?

Yang pertama adalah harus ada pihak yang berkepala dingin.

Dalam hal konflik dikantor ini, memang harus ada pihak yang berkepala dingin dan menyadari, mau dibawa kemanakah sebenarnya arah dari konflik tersebut, apakah harus terus-terusan dibiarkan atau harus ditangani.

Tentu tidak mudah menjadi pihak yang berkepala dingin ini, apalagi kalau konflik sedang berada pada titik didih atau sedang pada puncaknya.

Namun bila anda sedang membaca artikel ini, maka harapan penulis anda lah yang menjadi pihak yang berkepala dingin bila memang suatu ketika, anda harus berhadapan dengan konflik di tempat kerja ataupun di kantor.

Dan pastinya juga dalam menanganinya harus sesuai dengan kapasitas anda, kalau anda sebagai staf karyawan, maka bertindaklah sesuai kapasitas anda sebagai staf karyawan, dan kalau anda sebagai unsur atasan maka anda lah yang diharapkan bisa berkepala dingin menangani konflik tersebut, karena anda sebagai unsur atasan, anda punya pengaruh, punya power untuk menangani konflik tersebut.

Karena yang jelas, bila ada pihak yang berkepala dingin, maka konflik yang terjadi dapat diredam, sehingga dapat memunculkan kesadaran bersama terhadap para pihak yang terlibat dalam konflik, lalu setelahnya anda tinggal mengarahkannya pada titik temu dan penyelesaian seperti yang penulis jabarkan di poin kedua.

Yang kedua, mengelola konflik dengan mengarahkannya pada ruang diskusi dan komunikasi.

Sebenarnya konflik dikantor itu bisa di tangani dengan cara mengelolanya, yaitu mengarahkannya kepada ruang diskusi dan komunikasi bersama untuk berfokus menemukan solusi.

Sehingga apa yang menjadi pemicu ataupun penyebab konflik tersebut bisa diakomodir dan dituangkan dalam ruang diskusi untuk memverbalisasikannya yaitu, saling mendengarkan permasalahan masing-masing yang menjadi penyebab konflik, lalu setelahnya di cari solusinya secara bersama dengan cara poin ketiga dibawah ini.

Yang ketiga adalah, merangkai dan men-trust masing-masing permasalahan konflik.

Setelah ruang diskusi dan komunikasi ini berjalan sedemikian rupa, maka secara perlahan demi perlahan seiring itu juga suasana konflik akan redam dan mendingin atau menurun tensinya.

Sehingga disinilah waktunya mencari solusi bersama, maka anda bisa memanajemennya dengan memunculkan ide dan gagasan baru untuk disepakati bersama, atau bisa mengkolaborasikannya dari masing-masing pendapat dengan berbagai pertimbangan matang, bagaimana baik dan buruknya ataupun untung dan ruginya.

Lalu setelah sudah mencapai titik kesepakatan bersama, maka tinggal memelihara trust, yaitu saling melebur bersama, saling percaya, saling memahami dan menyepakatinya dengan komitmen bersama.

-----

Nah inilah kiranya, beberapa solusi yang bisa penulis bagikan soal bagaimana solusi alternatif dalam rangka menangani konflik tempat kerja ataupun di kantor.

Yang jelas yang menjadi kunci utamanya adalah, ada pihak yang berkepala dingin, sehingga konflik bisa dikelola untuk berfokus menemukan solusi.

Konflik yang terjadi di kantor merupakan hal yang wajar, dan sebenarnya juga dari konflik ini dapat diambil sisi manfaatnya.

Karena dari konflik ini, bisa bermanfaat untuk melatih dan mengasah fleksibilitas diri masing-masing, bisa menguatkan jalinan komunikasi dan kepercayaan serta memunculkan ide dan gagasan bersama.

Dan pastinya secara umum dalam tim work akan berdampak positif yaitu saling menguatkan dalam satu ikatan bersama.

Bukan bermaksud mengajari, semoga artikel singkat ini dapat bermanfaat.

Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun