Namun bila anda sedang membaca artikel ini, maka harapan penulis anda lah yang menjadi pihak yang berkepala dingin bila memang suatu ketika, anda harus berhadapan dengan konflik di tempat kerja ataupun di kantor.
Dan pastinya juga dalam menanganinya harus sesuai dengan kapasitas anda, kalau anda sebagai staf karyawan, maka bertindaklah sesuai kapasitas anda sebagai staf karyawan, dan kalau anda sebagai unsur atasan maka anda lah yang diharapkan bisa berkepala dingin menangani konflik tersebut, karena anda sebagai unsur atasan, anda punya pengaruh, punya power untuk menangani konflik tersebut.
Karena yang jelas, bila ada pihak yang berkepala dingin, maka konflik yang terjadi dapat diredam, sehingga dapat memunculkan kesadaran bersama terhadap para pihak yang terlibat dalam konflik, lalu setelahnya anda tinggal mengarahkannya pada titik temu dan penyelesaian seperti yang penulis jabarkan di poin kedua.
Yang kedua, mengelola konflik dengan mengarahkannya pada ruang diskusi dan komunikasi.
Sebenarnya konflik dikantor itu bisa di tangani dengan cara mengelolanya, yaitu mengarahkannya kepada ruang diskusi dan komunikasi bersama untuk berfokus menemukan solusi.
Sehingga apa yang menjadi pemicu ataupun penyebab konflik tersebut bisa diakomodir dan dituangkan dalam ruang diskusi untuk memverbalisasikannya yaitu, saling mendengarkan permasalahan masing-masing yang menjadi penyebab konflik, lalu setelahnya di cari solusinya secara bersama dengan cara poin ketiga dibawah ini.
Yang ketiga adalah, merangkai dan men-trust masing-masing permasalahan konflik.
Setelah ruang diskusi dan komunikasi ini berjalan sedemikian rupa, maka secara perlahan demi perlahan seiring itu juga suasana konflik akan redam dan mendingin atau menurun tensinya.
Sehingga disinilah waktunya mencari solusi bersama, maka anda bisa memanajemennya dengan memunculkan ide dan gagasan baru untuk disepakati bersama, atau bisa mengkolaborasikannya dari masing-masing pendapat dengan berbagai pertimbangan matang, bagaimana baik dan buruknya ataupun untung dan ruginya.
Lalu setelah sudah mencapai titik kesepakatan bersama, maka tinggal memelihara trust, yaitu saling melebur bersama, saling percaya, saling memahami dan menyepakatinya dengan komitmen bersama.
-----