Sebenarnya ini bukanlah ancaman, tapi sebagai ultimatum untuk memotivasi dan mengingatkan, bahwa kondisi era adaptasi kebiasaan baru ini tetap harus optimis dan optimal berpacu diantara kondisi unpredictable dan uknown.
Dan penulis rasa, sepertinya juga rancangan-rancangan visi baru di era adaptasi baru ini, kurang lebihnya akan sama diberlakukan oleh para pelaku usaha lainnya sesuai bidang bisnisnya masing-masing.
Oleh karenanya melalui artikel ini penulis ingin berbagi tips kepada para karyawan, bagaimana standarisasi optimasi adaptasi gaya kerja baru tersebut, seperti berikut ini;
1. Karyawan harus bisa bertransisi dan bertransformasi untuk memvirtualisasi diri (Self Virtualization).
Re-design diri kalian, buatlah diri kalian virtual ataupun digital artinya dengan memedomani setiap perkembangan baru yang aktual di era adaptasi kebiasaan baru ini, yang mulai beradaptasi secara virtual, maka para karyawan juga harus mampu mendesain diri, memvirtualisasi diri, memvisualisasi diri, dan mengaktualisasikan diri dengan era adaptasi kebiasaan baru.
Sehingga dua kompetensi dari tiga kompetensi dasar yang penulis jabarkan sebelumnya yaitu pengetahuan dan keterampilan para karyawan tentunya akan dioptimasi oleh kantor ataupun para founder pelaku usaha.
Karena yang jelas juga disini, dengan mencermati setiap perkembangan yang terjadi di era adaptasi kebiasaan baru, maka para pelaku usaha ataupun kantor, pasti juga akan meningkatkan dua kompetensi dasar para karyawannya ini dengan training tambahan yang ada kaitannya dengan virtual dan digital, termasuk berbagai peluang bisnis yang ada didalamnya, sekaligus juga meng-engagetement karyawan agar bisa saling memberi feed back yang solutif dan positif.
Nah, pastinya setelah progress ini dilakukan oleh kantor, maka para karyawan harus sudah siap battle dan diharapkan mampu mengotimalkan diri, bahkan mampu mengembangkan optimasi tersebut secara proaktif, atau tidak statis hanya berdasar optimasi dari kantor saja, tapi harus meningkatkannya lagi dengan semakin mengasahnya, agar lebih optimal dalam battle di era adaptasi kebiasaan baru tersebut.
Maka perlu proaktif mengoptimasi diri secara mandiri guna mem-back up kompetensi diri seperti, mengoptimasi negotiation skill, presentation skill, listening skill, writting skill, dan skill lainnya hingga mengoptimasi knowledging untuk memperkaya wawasan bagi kedepannya di era adaptasi kebiasaan baru.
2. Karyawan harus bisa solutif, fleksibel dan mengelastiskan diri dalam bekerja (Solution, Flexible and Elastic to Operating Program).
Ya, maksudnya disinilah bagaimana karyawan juga memiliki kompetensi sikap atau attitude yang semakin solutif, yaitu mampu memberi sumbangsih solusi, ide, saran, dan masukan untuk perkembangan inovasi dan kreatifitas kedepan bagi kemajuan diri dan kantor untuk selalu siap battle di era adaptasi kebiasaan baru ini.