Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

4 Keutamaan Humas (Public Relation) dalam "Bergaul" dengan Jurnalis

18 Juli 2020   10:09 Diperbarui: 18 Juli 2020   10:09 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar via Stc.co.id


Tentunya disetiap kantor, baik itu kantor pemerintahan ataupun swasta, akan ada yang berperan sebagai Humas, public relation, narahubung, ataupun yang sejenisnya.

Berasal dari para Humas inilah biasanya siaran pers, press release resmi ataupun pernyataan resmi yang mewakili suatu instansi sebagai informasi resmi akan di umumkan kepada khalayak publik.

Berkaitan juga dengan informasi resmi ini, maka pihak media ataupun dalam hal ini para Jurnalis atau para awak media, akan mengutip, menjadikan dasar, menjadikan sumber resmi dalam kaitannya dengan pemberitaan.

Maka disini, para Humas akan seringkali berhubungan ataupun berhadapan dengan para Jurnalis, sehingga dalam hal ini Humas sangat dituntut memiliki kemampuan "bergaul" dan relationship yang baik dengan para awak media tersebut, termasuk juga medianya.

Dan yang jelas ketika suatu instansi telah menunjuk ataupun mempercaya seseorang untuk mengemban amanah sebagai Humas, maka ada dipundaknya lah hal-hal yang berkaitan dengan informasi tentang instansinya menjadi tanggung jawabnya.

Akan tetapi, tidak sedikit juga orang yang sudah dipercaya oleh instansinya sebagai Humas justru tampil kurang kompeten ketika harus berhadapan ataupun berhubungan dengan Jurnalis dan media.

Oleh karenanya melalui artikel ini, penulis ingin berbagi sedikit pengalaman, tentang bagaimana tips, agar Humas mampu menjalin, membangun, menggalang sinergitas dengan para Jurnalis dan media, ataupun ketika Humas harus berhadapan langsung dengan para Jurnalis.

Lalu, apa saja sih tips tersebut?

1. Mengutamakan integritas diri dalam mengemban amanah sebagai Humas.

Pejabat Humas merupakan corong suara yang terdepan dalam mewakili instansi, sehingga seorang Humas dituntut mengutamakan integritasnya, memahami secara mendalam apa yang menjadi tugas pokoknya.

Karena juga apa yang menjadi pernyataan Humas adalah keterangan resmi yang mewakili suatu instansi ataupun unsur pimpinan, maka apa yang di informasikan haruslah jujur, sesuai fakta dan data.

Begitu juga halnya bila pernyataan keterangan pers tersebut adalah merupakan amanah perkataan resmi dari unsur pimpinan langsung, maka apa yang disampaikan tidak perlu ditambah-tambahi ataupun dikurangi, disini wewenangnya Humas hanya menyampaikan apa yang menjadi pernyataan unsur pimpinan ataupun pihak terkait.

2. Menjadikan Jurnalis sebagai sahabat dan rekanan.

Relationship antara Humas dan Jurnalis sejatinya merupakan hubungan jangka panjang, baik itu secara instansi maupun secara personal.

Dalam bingkai hubungan jangka panjang inilah hubungan antara Humas dan Jurnalis diletakkan pada saling memahami profesinya masing-masing, tidak saling menuntut atau menyepelekan antara satu sama lainnya.

Oleh karenanya, Humas harus mampu menjalinan hubungan dan komunikasi secara reguler, berkala dan kontinu, maksudnya disini adalah, jangan hanya waktu sedang butuh saja baru "dekat-dekat" dengan para Jurnalis, pas sedang tidak butuh tidak ada kelanjutan membina hubungan.

Inilah kiranya yang perlu jadi catatan penting bagi para
Humas, disinilah juga yang menjadu penyebab, kenapa seringkali para Jurnalis sulit diajak kerjasama atau sulit dihubungi ketika sedang sangat penting dibutuhkan.

Oleh karenanya, dengan menjadikannya sebagai sahabat atau rekanan dengan selalu membina hubungan secara reguler, kontinu dan berkala, maka para Jurnalis akan merasa dihargai, diorangkan bahwa mereka punya peran yang berarti.

Bahkan kedepannya akan sangat bermanfaat, ketika seseorang sudah tak lagi mengemban amanahnya sebagai Humas, suatu saat sedang ada hal yang sekiranya membutuhkan para Jurnalis ini, mereka akan tetap loyal, tetap secara terbuka untuk membantu.

3.  Menempatkan porsi yang berimbang dan kontinu terkait pemberitaan siaran pers dan press release.

Menempatkan porsi yang berimbang terkait pemberitaan siaran pers dan press release disini adalah, bagaimana Humas tidak menuntut dan memaksa bahwa apa yang di informasikan tersebut harus wajib diberitakan, harus tayang, harus terbit, harus di unggah di media tempat bernaung para Jurnalis.

Karena yang jelas, slot pemberitaan adalah hak preogratif media, sehingga dalam hal ini adalah tergantung dari kebijakan dan kebijaksanaan dari medianya.

Yang jelas bila informasi yang disampaikan sifatnya urgen dan sangat penting, sudah pasti tanpa dipaksa atau dituntut, maka media akan tetap memberitakannya, selebihnya kalau informasi tersebut sifatnya masih biasa saja atau tidak urgen maka disinilah yang harus disadari Humas agar tidak memberi tekanan atau intervensi bahwa informasi tersebut harus diberitakan.

Begitu halnya juga dalam memasok informasi, harus tetap berkesinambungan, bukan hanya waktu memasok informasi siaran pers ataupun press release saja baru bergerilya mendekati jurnalis.

Yang tak kalah penting adalah informasi yang ingin dipublikasikan ataupun diumumkan haruslah yang informatif, meski kadangkala ada mengandung unsur promosi ataupun pencitraan, tetapi dalam hal ini, maka unsur informatifnya yang harus diutamakan.

4. Mampu mengatur kerterhubungan jalur ataupun akses jurnalis kepada unsur pimpinan instansi atau pihak yang terkait sebagai narasumber.

Humas juga harus bisa mengatur keterhubungan jalur ataupun akses antara jurnalis dan unsur pimpinan ataupun pihak terkait sebagai narasumber.

Sehingga Humas harus bisa mengatur kapan waktu yang tepat untuk press conference, kapan waktu yang tepat saat doorstop, kapan waktu yang tepat saat Jurnalis bertemu dengan narasumber, dan kapan waktu yang tepat saat dirinya sendiri harus mewakili instansi dalam menyampaikan keterangan pers.

Disini juga Humas harus mampu mengawal dan mendampingi pimpinan sekaligus mengkoordinir, mengendalikan para Jurnalis bila ada press conference, doorstop ataupun yang sejenisnya.

Inilah kiranya 4 hal yang menjadi keutamaan Humas dalam kaitannya menjalin relationship ataupun istilahnya "bergaul" dengan para Jurnalis.

Bila 4 hal ini dapat dipegang teguh oleh Humas, maka kedekatan bergaul bukan hanya sekedar dekat-dekat karena ada maunya saja, atau sedang butuh saja, tapi kedekatan hubungan yang epic, yaitu saling membutuhkan, saling menghormati, menghargai dan memberi.

Demikian yang bisa penulis bagikan berdasar pengalaman ini, semoga kiranya dapat bermanfaat.

Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi
.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun