Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Daripada Pesimis, Sebaiknya Optimis dan Realistis Membiasakan Gaya Hidup Normal Baru

19 Juni 2020   14:29 Diperbarui: 19 Juni 2020   14:32 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen foto via Pikiranrakyat.com

Jadi, meski ancaman COVID-19 masih didepan mata tapi masyarakat dunia harus tetap optimis bisa menjalani kehidupan normal baru tersebut dan membiasakan menerapkan gaya hidup baru.

Ya, mungkin memang pada mulanya masyarakat dunia belum terbiasa, tapi yang jelas pengalaman berharga sebelumnya, tentang bagaimana protokol penerapan gaya hidup saat dilakukan upaya memutus mata rantai COVID-19 dapat menjadi pelajaran berharga.

Bahwa kehidupan normal baru, dengan menerapkan gaya hidup baru ditengah ancaman COVID-19 tetap bisa dilakukan atau masih memungkinkan bisa dilakukan dengan catatan tetap berpegang teguh pada  protokol kesehatan pencegahan COVID-19.


Sehingga masyarakat dunia diharapkan harus sudah bisa berproses dan bertransformasi untuk segera bisa bermetamorfosis beradaptasi dan membiasakan diri untuk menerapkan kehidupan normal baru yang tentunya juga harus seiring dengan perubahan gaya hidup sehari-hari.

Karena memang gaya hidup sebelum ada COVID-19 ini tidak lagi bisa diterapkan, masyarakat dunia harus sudah beradaptasi dan membiasakan diri dengan gaya hidup yang baru, yaitu gaya hidup di tengah pandemi COVID-19, mungkin pada awalnya belum akan terbiasa, tapi lama kelamaan pasti akan terbiasa dengan gaya hidup baru tersebut.

Memang, meninggalkan kebiasaan gaya hidup lama sebelum pandemi COVID-19 ini agak sulit untuk ditinggalkan, dulu belum ada kehidupan setiap hari menggunakan masker tapi dengan kehidupan normal baru masyarakat dunia sudah harus terbiasa menggunakan masker setiap hari.

Dulu tidak pernah ada batasan-batasan tertentu dalam beraktivitas, berinteraksi, dan kegiatan lainnya yang melibatkan orang secara massal, tapi dengan kehidupan normal baru, masyarakat dunia harus sudah membiasakan diri dengan batasan-batasan aktivitas sesuai protokol pencegahan COVID-19.

Inilah kehidupan normal baru tersebut yang menjadi gaya hidup baru masyarakat dunia, yang memang harus sudah dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, dan seluruh dunia yang terdampak COVID-19 sudah harus memulainya, termasuk juga di dalamnya adalah Indonesia.

Lalu bisakah Indonesia menerapkannya juga, membiasakan masyarakatnya untuk menjalani kehidupan normal baru ini dengan meninggalkan gaya hidup lama dan membiasakan diri dengan gaya hidup baru di tengah COVID-19?


Bisa, ya harus tetap optimis, meski kehidupan normal baru ini harus merubah gaya hidup sekira 260-an juta penduduk Indonesia yang beraneka ragam karakternya.

Bila komitmen bersama dicanangkan tetap gotong royong bersama, bersatu dan berjuang bersama, maka kehidupan normal baru dengan membiasakan gaya hidup baru ditengah pandemi COVID-19 pasti bisa diterapkan oleh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun