Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Seminar Motivasi Sepertinya Perlu Kesaksian Nyata Sebuah Kegagalan

6 Juni 2020   17:23 Diperbarui: 6 Juni 2020   17:24 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen foto via Seputarilmu.cim


Saya pernah ikut satu seminar motivasi multi level marketing (MLM), yang dalam seminar tersebut ada seorang CEO perusahaan jadi pembicara.

Dia menerangkan bagaimana perjalanan karirnya yang dimulainya dari bawah hingga akhirnya dia bisa sukses mencapai posisinya sebagai CEO.

Lalu dia juga memaparkan segala hal yang berkaitan pekerjaan dan produk selling yang turut membuatnya sukses dalam berkarir.

Usai sang CEO memaparkan materinya peserta seminar manggut-manggut kagum dan kelihatannya termotivasi dengan pencapaian kesuksesan karir dari sang CEO tersebut.

Tapi ternyata bagi saya tidak begitu saja langsung bisa kagum dan terkesan biasa saja dengan apa yang dipaparkannya, termasuk hasil pencapaiannya dalam berkarir.

Pada sesi tanya jawab saya mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan pendapat dalam seminar motivasi tersebut.

Lalu saya bertanya begini;

"Mohon izin bapak, saya sangat termotivasi sekali dengan apa yang bapak sampaikan, mulai dari bagaimana perjalanan karir bapak, jatuh bangunnya bapak.

Termasuk berbagai halnya, baik itu produk dan berbagai hal di dalamnya yang membuat bapak sukses sampai akhirnya bapak bisa jadi CEO seperti sekarang ini.

Dan saya yakin semua orang pasti kagum dan memilik motif yang sama untuk dapat menjadi orang sukses seperti apa yang bapak capai.

Tapi pak, mohon maaf ini, saya sudah sering mengikuti seminar-seminar motivasi MLM seperti ini, dan intinya maksud dan tujuannya hampir sama.

Jadi menurut saya seminar seperti ini biasa saja pak, intinya bicara soal jual produk, kita hanya ditarik untuk ikut jual produk perusahaan bapak dan paling-paling dampaknya kedepan juga tidak signifikan, okelah para peserta pasti termotivasi namanya juga seminar motivasi".

"Maaf, bapak yang bertanya mungkin bisa langsung ke inti pertanyaannya, soalnya yang lain masih ada yang mau bertanya juga ini pak", tetiba moderator memotong pertanyaan saya.


"Sebentar mbak moderator sedikit lagi, lalu saya lanjutkan lagi aspirasi saya, meski hampir blank gegara dipotongnya pertanyaan saya, untungnya saya ingat lagi.

Okelah pak kedepannya pasti yang ikut di sini akan membangun motivasi masing-masing untuk mencapai seperti apa yang sudah bapak raih.

Tapi ternyata kebanyakan yang terjadi di lapangan, motivasi ini hanya panas diawal selanjutnya mereka kebanyakan gagal meraih pencapaian.

Boro-boro bisa sampai jadi CEO, untuk naik satu tingkatan saja atau minimal bisa bertahan dari star permulaan saja mereka sulit, mereka banyak yang menyerah dan akhirnya gagal.

Saya rasa seminar motivasi ini nantinya juga akan berdampak seperti itu, usai ini semua pasti semangat dan termotivasi, tapi itu hanya sebentar saja, setelahnya pasti kembali seperti semula atau ujung-ujungnya banyak yang gagal.

Nah, kenapa bisa begitu, karena kebanyakan seminar motivasi MLM seperti ini hanya menghadirkan pembicara yang sudah sukses dalam berkarir.

Saya rasa banyak juga pasti yang sudah bergabung dengan bapak, ada di antara mereka yang gagal, tapi kenapa mereka tidak dihadirkan untuk jadi pembicara.

Ini bukan berarti menguak aib seseorang, tapi dari yang gagal inilah sebenarnya orang bisa melihat secara berimbang, sehingga para peserta tidak hanya diberi argumen tentang kesuksesan saja.

Tapi juga perlu ada pencerahan dari yang mengalami kegagalan, nah kenapa hal ini tidak di berikan sebagai materi motivasi, baik pak sudah cukup itu dari saya pak, selebihnya kalau kurang berkenan mohon maaf pak?"

Suasana hening sejenak, orang-orang yang duduk di depan peserta seminar termasuk sang CEO saling pandang dan saling berdiskusi entah apa juga yang didiskusikan.

Pandangan peserta seminar banyak yang tertuju pada saya dan manggut-manggut, yang sepertinya pro atau setuju dengan apa yang saya aspirasikan, saya jadi nggak enak juga sih, tapi mau bagaimana lagi, namanya juga aspirasi.

Lalu tak lama kemudian ada seseorang yang angkat bicara yang ternyata adalah salah satu direksi perusahaan MLM tersebut.

Saya agak kecewa sebenarnya, karena saya berharap sang CEO yang menjawab aspirasi saya, tapi tidak apa-apalah, mungkin aspirasi saya ini levelnya belum perlu tingkatan sang CEO untuk menjawabnya.

Lalu, begini pemaparan sang direksi tersebut;

"Baik, pertanyaan atau pendapat tadi akan saya jawab semoga apa yang saya sampaikan bisa diterima, sekaligus juga semoga bisa menjadi perhatian bersama bagi para peserta seminar ini.

Sebelumnya saya perkenalkan diri dulu, saya adalah direktur bidang produk selling di perusahaan ini.

Jadi begini, benar apa yang disampaikan tadi, ini adalah seminar motivasi yang sudah barang tentu materi utamanya adalah untuk memotivasi bukannya untuk menurunkan motivasi.

Akan lucu jadinya kalau ada orang yang gagal dalam karirnya berkaitan dengan MLM produk selling kita ini di hadirkan disini, kita justru menelanjanginya dong.

Sebenarnya tadi sudah ada yang diceritakan oleh bapak CEO ketika beliau pernah jatuh dalam usahanya ini, artinya disini beliau pernah gagal.

Nah, karena beliau selalu memiliki motivasi yang tinggi dan keyakinan yang kokoh, akhirnya beliau secara perlahan bisa bangun kembali dan buktinya beliau bisa sukses jadi CEO sampai sekarang ini.

Saya kira begitu pak, jadi nggak perlulah sampai harus mendatangkan orang yang gagal total di sini lalu dia ceritakan kegagalannya, saya rasa itu tidak pas, namanya seminar motivasi, harus memotivasi pak, mungkin cukup buat bapak yang bertanya tadi?"

Ya sudahlah, akhirnya saya mengangguk dan mengiyakan, sebenarnya di dalam hati, saya belum cukup puas sih dengan jawaban tersebut.

Ya, begitulah kiranya rata-rata karakter seminar motivasi yang sudah seringkali sudah saya ikuti, yang lebih banyak memberikan gambaran kesuksesan saja, tidak ada yang salah sih tapi menurut saya ada sesuatu hilang di dalamnya

Entah kenapa saya tidak pernah menemui satu seminar motivasi yang di dalamnya menghadirkan kesaksian secara nyata dari orang yang gagal dalam karirnya sebagai pembicara.

Padahal itu bukanlah untuk menelanjangi atau membuka aibnya tapi justru memberi manfaat bagi kedepannya, menurut hemat saya seminar motivasi sepertinya perlu menghadirkan orang yang gagal dalam karirnya tersebut sebagai pembicara.

Justru dari kejujuran dan kesaksian ungkapan kegagalan tersebutlah yang mungkin bisa sangat berdampak bagi orang lain dan bisa lebih memotivasi orang yang jadi peserta seminar.

Bahkan mungkin bisa saja malah mengembalikan motivasi orang yang gagal tersebut untuk bisa kembali bangkit dari kegagalanya tersebut.

Justru jasanya sangat besar sekali bila akhirnya pemaparan dan kesaksian secara jujur dari kegagalan tersebut bisa memberi dampak yang signifikan.

Jadi, peserta seminar motivasi tidak hanya melulu di beri gambaran tentang kesuksesan saja, tapi bisa lebih berimbang dan fair bahwa ada ulasan ungkapan kejujuran mengenai kegagalan orang lain.

Sehingga kedepannya ada sisi warning bagi para peserta seminar motivasi, bahwa pencapaian kesuksesan tidak cukup hanya dengan bermodal motivasi belaka.

Karena di dalam proses perjalanannya ada risiko kegagalan, atau ada risiko gagal total, sehingga ketika mengalami kondisi tersebut bisa legowo dan motivasinya tidak hilang begitu saja.

Tapi mampu bangkit untuk berdiri kembali mencari peluang yang lainnya dalam rangka memperbaiki kegagalan karirnya tersebut.

Belajar dari orang-orang yang sudah sukses berkarir memang bisa menjadi contoh tauladan untuk bisa membangun karakter dan motivasi seseorang untuk dapat sukses seperti mereka.

Dan tidak ada salahnya juga, belajar dari orang-orang yang gagal, karena bisa lebih memberi dampak yang bermakna dan akan sangat bermanfaat ke depannya.

Karena ketika kegagalan tersebut terjadi, tidak membuat orang yang gagal merasa kalah dan menyerah, tapi dari kegagalan tersebut tak membuatnya menjadi putus asa dan selalu pantang menyerah, mampu membangun kembali motivasi untuk segera bisa bangkit berdiri kembali.
-----
Inilah kiranya ulasan artikel yang penulis bagikan, semoga apa yang disampaikan ini bisa bermanfaat serta menjadi timbang saran, dan kiranya artikel ini merupakan ide dan gagasan penulis secara pribadi, sehingga bila kiranya ada yang kurang pas atau kurang berkenan mohon di maklumi.

Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun