Saya kira begitu pak, jadi nggak perlulah sampai harus mendatangkan orang yang gagal total di sini lalu dia ceritakan kegagalannya, saya rasa itu tidak pas, namanya seminar motivasi, harus memotivasi pak, mungkin cukup buat bapak yang bertanya tadi?"
Ya sudahlah, akhirnya saya mengangguk dan mengiyakan, sebenarnya di dalam hati, saya belum cukup puas sih dengan jawaban tersebut.
Ya, begitulah kiranya rata-rata karakter seminar motivasi yang sudah seringkali sudah saya ikuti, yang lebih banyak memberikan gambaran kesuksesan saja, tidak ada yang salah sih tapi menurut saya ada sesuatu hilang di dalamnya
Entah kenapa saya tidak pernah menemui satu seminar motivasi yang di dalamnya menghadirkan kesaksian secara nyata dari orang yang gagal dalam karirnya sebagai pembicara.
Padahal itu bukanlah untuk menelanjangi atau membuka aibnya tapi justru memberi manfaat bagi kedepannya, menurut hemat saya seminar motivasi sepertinya perlu menghadirkan orang yang gagal dalam karirnya tersebut sebagai pembicara.
Justru dari kejujuran dan kesaksian ungkapan kegagalan tersebutlah yang mungkin bisa sangat berdampak bagi orang lain dan bisa lebih memotivasi orang yang jadi peserta seminar.
Bahkan mungkin bisa saja malah mengembalikan motivasi orang yang gagal tersebut untuk bisa kembali bangkit dari kegagalanya tersebut.
Justru jasanya sangat besar sekali bila akhirnya pemaparan dan kesaksian secara jujur dari kegagalan tersebut bisa memberi dampak yang signifikan.
Jadi, peserta seminar motivasi tidak hanya melulu di beri gambaran tentang kesuksesan saja, tapi bisa lebih berimbang dan fair bahwa ada ulasan ungkapan kejujuran mengenai kegagalan orang lain.
Sehingga kedepannya ada sisi warning bagi para peserta seminar motivasi, bahwa pencapaian kesuksesan tidak cukup hanya dengan bermodal motivasi belaka.
Karena di dalam proses perjalanannya ada risiko kegagalan, atau ada risiko gagal total, sehingga ketika mengalami kondisi tersebut bisa legowo dan motivasinya tidak hilang begitu saja.