Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perlukah Menanyakan Puas (Tidak) Pasca Hubungan Ranjang?

1 Juni 2020   14:31 Diperbarui: 1 Juni 2020   14:38 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau salah satunya ada yang merasa tidak puas atau ada yang merasa kurang pas, lalu hanya memendamnya saja dalam diri, maka yang terjadi adalah munculnya tekanan batin dan tekanan psikologis.

Apalagi bila terus-terusan dipendam bisa membuat hubungan ranjang menjadi garing atau begitu-begitu saja hingga parahnya mati rasa (illfeel) dan akan yang lebih bahaya itu adalah akan semakin memperparah tekanan batin dan psikologis.

Dan sudah barang tentu bila kondisi ini dibiarkan terus terjadi di antara pasangan suami istri, akan dapat berdampak pada gangguan kesehatan kejiwaan dan dapat mengusik keutuhan rumah tangga.

Nah, dalam hal ini sebagai perumpamaan saja, penulis beserta pasangan sejati penulis, sudah saling berkomitmen, akan selalu saling menanyakan, bagaimanapun tentang tingkatan kepuasan pasca hubungan ranjang ini, seberapa kalipun hubungan ranjang tersebut dilakukan tetap kami akan saling menanyakannya dan mengkomunikasikannya apa yang dirasakan.


Untuk apa soal puas atau tidak puas pasca Hubungan ranjang ini perlu saling ditanyakan dan dikomunikasikan?

Ya untuk itu tadi, untuk ketenangan batin dan ketentraman psikologis, selain itu bisa menjadi bahan instrospeksi bersama di antara pasangan bila salah satunya ada yang tidak puas atau ada yang kurang pas dalam hubungan ranjang tersebut.

Seperti misal, ketika dalam hubungan ranjang tersebut dari pihak istri ternyata belum mencapai orgasme tapi suami ternyata sudah keluar duluan atau sudah mencapai klimaks duluan.

Atau justru sebaliknya dari suami masih belum keluar atau klimaks tapi istri sudah berkali-kali mencapai orgasme dan sudah merasa lelah dan meminta untuk berhenti.

Atau mungkin istri merasa suami kurang pemanasan, kurang agresif dalam memberi rangsangan atau cumbuan yang responsip, atau sebaliknya suami merasa istri yang kurang agresif dalam memberi rangsangan.

Atau seperti ini, ternyata istri bukannya merasa nikmat saat hubungan ranjang karena justru sakit yang dirasakan saat suami melakukan penetrasi atau malah justru sebaliknya suami yang merasakan kesakitan tersebut, dan masih banyak lagi sebenarnya yang bisa di konfirmasikan mengenai hubungan ranjang di antara pasangan ini.

Nah disinilah diperlukan juga keberanian, kejujuran dan jalinan komunikasi diantara pasangan untuk saling mengungkapkannya, sehingga semuanya berakar pada komitmen bersama bagaimana baiknya tentang hubungan ranjang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun