Pada umumnya berbagai film diproduksi adalah untuk menyampaikan pesan-pesan, baik itu pesan kemanusiaan, pesan perdamaian, pesan solidaritas dan pesan lainnya.
Berbagai film tersebut, mulai dari film-film luar negeri seperti Avenger hingga film-film dalam negeri seperti laskar pelangi, dan lain sebagainya seringkali menyampaikan pesan solidaritas, pesan perdamaian dan pesan baik lainnya tersebut.
Seperti halnya juga tentang film "Merah Putih Memanggil" yang coba penulis sampaikan ini, yaitu film yang bercerita tentang perjuangan karena adanya tindakan pembajakan dan penyanderaan warga yang ada di kapal pesiar berbendera Indonesia, Merah Putih oleh sekelompok teroris internasional.
Pimpinan teroris tersebut meminta sejumlah tebusan pada masing-masing negara yang warga negaranya mereka sandera, dan tentunya termasuk juga Indonesia didalamnya.
Sebelumnya pihak TNI tak dapat berbuat apa-apa dikarenakan teroris tersebut berada di negara tetangga, yang ternyata juga tengah kewalahan menghadapi para teroris tersebut, dikarenakan pemerintahnya sendiri juga sedang mengalami banyak permasalahan dalam negerinya sendiri.
Akan tetapi karena pendekatan dari pemerintahan Indonesia, negara tetangga tersebut akhirnya memberikan ijin dan juga memberi kesempatan pada TNI untuk dapat masuk ke daerahnya, dalam rangja untuk membebaskan para sandera, namun mereka hanya dibatasi dalam waktu 2x24 jam.
Oleh karena itulah TNI membuat sebuah rencana Operasi Gabungan TNI, dan dalam operasi tersebut turut melibatkan semua matra angkatan TNI.
Matra TNI-AD melakukan sebuah tugas operasi tertutup atau dadakan dengan mengirim 1 team dari Batalyon Anti Teror Kopassus yang diterjunkan malam hari secara free fall.
Sementara itu pesawat tempur dari TNI AU, dan juga kapal-kapal perang TNI AL, serta operasi Kopaska ataupun Pasukan Katak dan juga Batalyon Marinir telah siap siaga untuk mem-back up operasi tim khusus tersebut.
Akhirnya misi penyelamatan para sandera ini dapat berhasil, meskipun ternyata harus ditebus dengan pengorbanan nyawa beberapa prajurit TNI yang gugur dalam tugas penyelematan tersebut.
Yang jelas dari film ini ingin menyampaikan pesan solidaritas sebagai sesama tumpah darah bangsa Indonesia, dan sesama bangsa-bangsa didunia, maka dimanapun berada atau kapanpun ketika tumpah darah bangsa terancam jiwanya maka setiap negara wajib melindungi tumpah darah bangsanya.
Ya, memang banyak film-film,
baik itu film produksi luar negeri ataupun film produksi dalam negeri yang selalu menginspirasi yang menggambarkan solidaritas dan untuk menggugah praktik nyata solidaritas diantara sesama, sehingga diharapkan praktik nyata solidaritas ini dapat terbangun nyata dalam kehidupan sehari-hari bangsa ini.
Namun terkadang praktik nyata solidaritas tersebut masih belum terpatri secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, inilah juga yang menjadi latar belakang kenapa film bertemakan solidaritas seringkali menghiasi dunia sinema film.
Seperti halnya juga berkaitan dengan pandemi korona yang dihadapi Indonesia dan dunia, tentu saja sangat membutuhkan solidaritas bersama dan butuh berjuang bersama untuk mengatasinya, namun sayangnya masih ada berbagai tindakan yang tidak menunjukan solidaritas bersama dalam berjuang bersama menghadapi pandemi korona ini.
Masih ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi prihatin pandemi demi meraup keuntungan pribadi, masih ada masyarakat yang tak solider yaitu dengan menolak pemakaman jenazah penderita korona, masih ada yang menjauhi para penderita korona ataupun mendiskriminasi para pejuang garda terdepan bangsa dalam menghadapi korona dan tindakan yang tak solider yang lainnya.
Seperti yang coba penulis bagikan juga melalui video dokumenter produksi Kodam VI/Mulawarman yang menggambarkan bagaimana dedikasi para pejuang garda terdepan bangsa menghadapi pandemi ini, betapa perjuangan itu harus solid dan butuh berjuang bersama serta butug kesadaran solidaritas bersama seluruh bangsa ini.
Ciptaan rekan kami : Michael (Bagindas Band)
Music Arrange : All Crew Music Ajendam VI/Mlw (Sigit, Fajar dan Kawan kawan)
Produksi video : Pendam VI/Mlw.
Singer : Pangdam VI/Mlw, Mayjen TNI Subiyanto dan Ny Wiwied.KEINDAHAN TAK SEMUDAH YANG DI ANGAN
UNTUK MENGGAPAINYA DAN MERAIH DIA
AKAN ADA PENGORBANAN YANG TERDALAM
NAMUN TAKKAN MENGHILANGKAN SEMUA ASATAKKAN BERHENTI JIWA RAGA UNTUK BERJUANG
BAGAIKAN DI MEDAN PERANG DI GARDA TERDEPAN
PERTARUHKAN NYAWA, DEMI SEMUA JIWAJANGAN PERNAH ADA KATA PUTUS ASA
TETAP BERDOA DAN SLALU BERUSAHA
BESAR HATI SABAR TENANG MENGHADAPI
BERSAMA KITA KAN BISA MELALUIMENGUATKAN HATI KITA SALING MOTIVASI
DAN TEGAR MENJAGA KEKUATAN RAGA INI
BADAIKAN TERHENTI, BERGANTI PELANGIReff.
KITA KAN BISA
YAKINLAH BISA
LEWATI COBAAN BERJUANG BERSAMAPERCAYA PADA
TUHAN YANG KUASA,
KAN MEMBERIKAN PERTOLONGANNYAKITA BISA (2X)
YAKIN BISA
PASTI BISAKITA KAN BISA
YAKINLAH BISA
LEWATI COBAAN BERJUANG BERSAMAPERCAYA PADA
TUHAN YANG KUASA,
KAN MEMBERIKAN PERTOLONGANNYAKITA KAN BISA
YAKINLAH BISA
LEWATI COBAAN BERJUANG BERSAMAPERCAYA PADA
TUHAN YANG KUASA
KAN MEMBERIKAN PERTOLONGANNYAKESEDIHAN BERGANTI BAHAGIA
YAKINLAH KITA BERSAMA BISA
YAKINLAH DI HATI KITA BISA
Untukmu para pejuang garda terdepan bangsa kami, ini kami persembahkan, semoga bisa mewujudkan solidaritas berjuang bersama menghadapi cobaan pandemi korona ini.
Dari persembahan video dan lagu ini, digambarkan bahwa para pejuang garda terdepan ini juga rela berkorban nyawa, meninggalkan keluarga dan sanak famili dalam rangka mengatasi pandemi korona ini, apalagi hingga ramadhan dan mungkin lebaran ataupun hingga dapat teratasinya pandemi korona ini, yang pasti mereka tak akan berhenti berjuang sampai titik darah penghabisan.
Kita bisa, berjuang bersama
solidaritas yang intinya solid berarti kuat dalam satu kesatuan ikatan yang tak terpisahkan, disinilah intinya pesan solidaritas yang ingin disampaikan dalam video dokumenter tersebut, bahwasanya dengan solidaritas berjuang bersama semua anak bangsa di Indonesia ini dapat bersatu padu menghadapi dan mengatasi pandemi korona.
Menonton film bertema solidaritas atau memproduksi film bertema solidaritas ataupun juga dokumenter yang bertemakan solidaritas akan jadi sangat percuma sama sekali, kalau pada praktik nyatanya dalam kehidupan sehari-hari solidaritas itu tak terwujud dalam masyarakat.
Pandemi korona telah menguji seluruh bangsa di negeri ini dan bahkan seluruh bangsa di seantero dunia, dan membutuhkan wujud solidaritas yang sejati itu secara nyata di dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karenanya, solidaritas ini janganlah hanya jadi slogan ataupun teori semata, tapi harus dibangun secara nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam satu wadah NKRI yang kita cintai bersama ini.
#Kita bisa berjuang bersama.
Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H