Terang saja ini jadi kontra dan banyak menuai kritik, karena pasti makin banyak keuntungan yang diterima oleh para star up dan para pemangku kepentingan berkaitan dengan program kartu prakerja ini.
Bayangkan saja, dari yang semula diperuntukan bagi 2 juta penerima, naik tajam lebih dua kali lipat hingga 5 juta penerima, sekitar Rp. 5 Trilyun didapat oleh para start up tersebut serta Rp. 750 milyar oleh penyedia layanan survey, betapa berlipat gandanya keuntungan yang diperoleh tersebut, dimana coba letak sisi logisnya di sini?
Jelas saja banyak bermunculan tudingan dari berbagai pihak kalau program kartu prakerja di tengah pandemi ini, justru jadi modus aji mumpung untuk meraih keuntungan sebesar besarnya bagi pihak tertentu, miris sekali jadinya, di tengah darurat bencana nasional begini, masih saja kepentingan politik yang dikedepankan.
Kenapa harus lewat kartu prakerja, padahal sebenarnya sangat bisa Jokowi menelurkan kebijakan bantuan sosial bagi pekerja yang terdampak PHK melalui program baru seperti bantuan tunai langsung misalnya, atau subsidi insentif langsung misalnya.
Intinya bila pemerintah ingin memberi uluran bantuan bagi pekerja yang kena PHK, seharusnya dibuat kebijakan tersendiri jangan disatukan dengan program kartu prakerja.
Jadi kalau begini tentu saja kelihatan, apakah kartu prakerja yang sekarang ini ditambah anggarannya dan sasaran penerimanya, apakah sebenarnya kepentingan politik atau merupakan program pemerintah yah bisa dilihat sendirilah faktanya.
Ini baru menyoal kartu prakerja saja, belum lagi soal kartu kartu sakti yang pernah jadi janji kampanye Jokowi waktu Pilpres silam.
Maka inilah yang harus jadi perhatian bersama, dan harus ada pihak pihak yang mengingatkan pemerintah agar kembali kepada marwahnya yaitu mengutamakan kepentingan rakyat.
Janganlah terlalu begitu, sungguh sangat menyakiti hati rakyat kalau begini caranya, sudah negara ini lagi susah, rakyatnya lagi susah dan menderita, tapi ada yang berdiri gagah perkasa cari kesempatan dalam kesempitan mereguk keuntungan ditengah penderitaan rakyat.
Aspirasi wong cilik.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H