Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menyadarkan dan Mengatasi Rekan Kerja yang Suka Main Watak

17 April 2020   12:50 Diperbarui: 17 April 2020   13:04 3113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar via 123RF.com

Maka agar tidak sering kambuh tetap harus diingatkan dan disadarkan, sehingga dia menyadari kalau aksi main wataknya sudah tidak bisa diterapkannya lagi, karena selalu dapat terbaca dan ketahuan, sehingga mau tidak mau dia harus meninggalkan kebiasaannya tersebut dan akhirnya jadi sadar sepenuhnya.

Bagaimana bila rekan kerja yang suka main watak itu sudah tingkatan yang bebal dan expert atau sangat lihai, bahkan cara yang ditempuh diatas, tidak dapat menyadarkan dan meluluhkannya?

Kalau sudah begini, tidak ada salahnya menginformasikan tabiat perilakunya tersebut kepada unsur pimpinan, bahwa ada rekan kerja yang suka main watak dikantor.

Memang satu kali atau dua kali, unsur pimpinan tidak bisa percaya begitu saja, karena terkadang saking menjiwainya peran watak yang dimainkan oleh rekan kerja kita tersebut sering dapat mengelabui unsur pimpinan.

Namun dengan bukti kekompakan komitmen bersama melalui catatan dan didukung bukti dokumentasi yang sudah didapatkan bersama, terkait sudah berkali-kali aksi main watak tersebut dimainkan.

Maka biasanya unsur pimpinan akan mulai mempertimbangkannya dan mulai mengawasi gerak gerik rekan kerja kita ini yang suka main watak untuk mengecek kebenarannya, berkaitan dengan benar atau tidaknya aksi main wataknya tersebut.

Biasanya setelah unsur pimpinan mulai dapat membaca aksinya, maka rekan kerja kita yang suka main watak tersebut akan dipanggil tersendiri dan pastinya dalam rangka mengingatkan dan menyadarkannya.

Hal ini dapat terbaca bila ada perubahan signifikan dengan berkurangnya aksi main wataknya tersebut, yang jelas karena sudah terbaca oleh unsur pimpinan, dia akan berpikir kembali kalau mau melakukan aksi main watak lagi.

Maka pilihan tinggal ada padanya, mau terus beraksi main watak lagi atau tidak, karena yang pasti kelakuannya tersebut sudah banyak diketahui orang kantor dan unsur pimpinan.

Sehingga kalau mau diulangnya lagi dia akan sangat mengetahui risiko dan dampak yang terjadi padanya dan yang banyak berlaku, dia akan sadar dengan sendirinya.

Jadi kesimpulannya, bila di kantor ada rekan kerja yang suka main watak ini, jangan di biarkan begitu saja, karena dapat menulari, meracuni dan mengkontaminasi kita dan rekan kerja yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun