Terkait penanganan pandemi global Covid-19 di Brazil, ternyata kepemimpinan Presiden Brazil, Jair Bolsonaro menuai kritikan dan kecaman keras, kritik dan kecaman tersebut bukan saja datang dari warganegaranya namun juga datang dari berbagai pihak yang berkompeten di Brazil dan dari berbagai negara lainnya.
Bolsonaro dianggap meremehkan pandemi Covid-19, Bolsonaro hanya menganggap Covid 19 sebagai flu ringan saja, bahkan sangat menentang anjuran social distancing ataupun phsyical distancing (pembatasan jarak sosial dan pembatasan fisik), serta enggan memberlakukan anjuran tersebut.
Bahkan, Menteri Kesehatan Brasil Luiz Henrique Mandetta telah menuntut kebijakan isolasi untuk meredam pandemi Covid-19, tak ketinggalan juga para kepala daerah dan para pakar kesehatan di Brazil memperingatkan ancaman serius bagi penduduk Brasil, jika tidak segera dilakukan penanganan serius pandemi Covid-19 dengan membatasi mobilitas warga dan kegiatan publik.
Padahal berkaitan dengan pandemi Covid-19 ini, sudah sangat banyak warga Brazil yang tutup usia akibat Covid-19, termasuk juga yang menginfeksi ribuan warga Brazil lainnya, namun tetap saja Bolsonaro masih abai dan meremehkan Covid-19.
Justru yang lebih ironi lagi adalah, ketika para Gubernur di beberapa provinsi Brazil memutuskan untuk menerapan pembatasan sosial secara fisik (physical distancing), tapi justru Bolsonaro bertindak mengkonfrontasi para Gubernurnya tersebut.
Tak hanya itu, beberapa unggahan status Bolsonaro yang terindikasi menentang anjuran phsiycal distancing di media sosial banyak dihapus oleh platform penyedia layanan seperti Facebook, Twitter hingga Instagram, karena unggahan Bolsonaro tersebut dianggap sebagsi miss informasi atau banyak yang tidak sejalan dan bertentangan dengan protokol yang dianjurkan oleh WHO.
Lebih memiriskan lagi, ternyata justru gangsters-gangsters ternama di Brazil lebih peka terhadap masifnya pandemi Covid-19, mereka justru bertindak lebih humanis dan berinisiatif mengambil tindakan yang lebih bermanfaat bagi rakyat yaitu melarang mereka keluar rumah selama pandemi berlangsung.
Disamping itu, para gangsters di Brazil ini juga menerapkan pembatasan keluar rumah mulai pukul 20.30, bahkan ada juga gangsters yang membagi-bagikan sabun dan memasang tanda imbauan untuk mencuci tangan.
Mungkin karena situasi pandemi ini juga merugikan pihak gangsters karena perdagangan narkotika jadi terhenti sementara, maka daripada berdiam diri saja mereka justru lebih memilih ikut memerangi Covid-19.
Dilansir dari reuters, ini pernyataan salah satu gangster di Brazil, "Kami memberlakukan jam malam karena tidak ada yang menanggapi ini (pandemi) dengan serius, siapapun yang berjalan-jalan seenaknya akan menerima tindakan korektif dan dijadikan contoh, lebih baik di rumah tidak melakukan apa-apa."
Terkait dengan tindakan para gangsters ini, warga justru lebih menurutinya, sehingga tak pelak lagi, berkaitan dengan kondisi ini dan dengan sikap Bolsonaro tersebut, menuai banyak kritikan dan kecaman keras dari para Gubernur Brasil termasuk juga dari Kementerian Kesehatan Negara Brazil. Namun, tetap saja Bolsonaro bergeming dengan keputusannya menentang jaga jarak sosial dan tetap abai terhadap Covid-19.
Apa sebenarnya yang menyebabkan Presiden Brazil, Jair Bolsonaro tak peka dan abai terhadap Pandemi Covid-19 ini?
Menurut berbagai pihak yang berkompeten di Brazil, ternyata Bolsonaro lebih mengedepankan kepentingan bisnis dan kepentingan panggung politiknya, Bolsonaro sudah tidak bisa diharapkan lagi karena sudah menjurus menuju kepemimpinan yang otoriter.
Terkait penyebaran Covid-19 ini, Jair Bolsonaro justru membantah ancaman virus Corona (Covid-19), bahkan malah memobilisasi massa pendukungnya untuk ramai-ramai menggelar pawai dengan mobil di pusat-pusat kota Brazil untuk menentang anjuran pembatasan jarak sosial.
Bolsonaro menentang pembatasan jarak sosial karena dapat melumpuhkan ekonomi negaranya dan mendesak agar kebijakan tersebut dapat segera diubah. Disamping itu ternyata Jair Bolsoinaro saat ini memang sedang berusaha mengamankan posisi politiknya untuk pemilu presiden tahun 2022.
Ya, begitulah adanya realita yang terjadi di Brazil, sungguh memprihatinkan, ternyata kepentingan bisnis dan kepentingan politik membutakan mata, pikiran, hati dan nurani presiden Brazil.
Betapa murahnya harga nyawa manusia dimata presiden Brazil yang abai terhadap keselamatan jiwa raga warganegara Brazil terhadap ancaman pandemi Covid-19, presiden Brazil lebih memilih menjual harga dirinya demi kepentingannya sendiri. Ternyata lebih punya hati para gangsters Brazil yang lebih memanusiakan warga Brazil daripada presidennya sendiri.
Semoga presiden Brazil, Jail Bolsonaro sadar dari kekhilafannya tersebut, dan semoga apa yang menjadi kelakuan presiden Brazil ini tidak menulari presiden RI Jokowi dan para punggawa pemerintahan Indonesia, semoga di jauhkan dari itu semua.
Semoga seluruh bangsa Indonesia, mulai dari pemerintahnya hingga masyarakatnya dimanapun berada, selalu bersatu, kompak, berjuang bersama mengatasi dan memusnahkan pandemi Covid-19 dari NKRI yang kita cintai bersama ini.
Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H