Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Semakin Kekinian, Lagu Edukatif dan Bermoral Kian Langka

8 Maret 2020   22:01 Diperbarui: 8 Maret 2020   22:00 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Pixabay.com


Jutaan lagu sudah tercipta di dunia musik Indonesia, semuanya mempunya ciri khas dan sesuai segmen dan genre masing-masing.

Namun sayangnya, dalam perjalanannya yang semakin kekinian, ternyata telah terjadi ketidakseimbangan yang terlalu jomplang. 

"Semakin kekinian, lagu edukatif dan bermoral kian langka".

Karena dari sekian banyaknya lagu-lagu kekinian yang popular di kalangan masyarakat, baik itu lagu pop, dangdut, koplo, rock dan lagu genre lainnya, lebih banyak mengedapankan sisi komersialitas, selera, dan pangsa pasar, tapi kurang memiliki visi moral dan edukatif kepada masyarakat.

Bahkan, ironinya justru lebih banyak lagu-lagu yang dalam syair ataupun liriknya malah lebih banyak terkesan tidak mendidik dan mengabaikan moralitas.


Semakin kekinian, ternyata sudah sangat sulit dan kian langka adanya lagu-lagu yang mengandung pesan moral dan edukatif yang memiliki kekuatan karakter, kualitas, filosofis, dan kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi masyarakat.


Padahal, penyampaian pesan moral dan pesan edukatif melalui lagu, sangat efektif untuk mempengaruhi benak pikiran atau Theatre of Mind seseorang, bahkan bisa lebih dalam mengakar dalam hati dan jiwa.

Dihadapkan dengan kenyataan ini yang paling rentan sebenarnya adalah anak-anak, bagaimana bisa dilihat realitanya kalau kids zaman now atau anak zaman sekarang lebih banyak mendendangkan lagu-lagu dewasa kekinian dan ini dapat berpengaruh pada aspek moral dan tumbuh kembang anak.

Memang realitanya fenomena kekinian, memproduksi lagu edukatif dan lagu anak, kurang mendapat respon dari masyarakat.

Sehingga inilah juga yang menyebabkan kenapa para musisi pencipta lagu lebih banyak memproduksi lagu-lagu yang disesuaikan menurut selera pangsa pasar dan masyarakat.


Dengan kondisi kian langkanya lagu edukatif, ternyata juga turut mengancam juga eksistensi keberlangsungan perkembangan lagu-lagu pada genre anak-anak, karena pada kenyataannya sudah jarang terekspos atau sudah dirasa kurang familiar lagi pada anak-anak karena ikut tergerus seiring langkanya lagu edukatif yang tak lagi mampu mengimbangi popularitas dan pertumbuhan lagu kekinian tersebut.


Entah kenapa lagu-lagu edukatif termasuk juga lagu pada genre anak-anak dalam perjalanannya semakin kekinian justru kian langka eksistensinya, semakin tergerus dan kalah popular dengan lagu-lagu era kekinian, dan ironinya masyarakat lebih merespon dan menyukai lagu kekinian tersebut dibandingkan dengan lagu-lagu yang mengandung pesan moral dan edukatif.

Lalu dihadapkan dengan kondisi yang memprihatinkan ini, siapakah sebenarnya yang bertanggung jawab, apakah pemerintah ataukah para musisi pencipta lagu?

Kalau kondisi kian langkanya lagu edukatif terus terjadi atau terus-terusan dibiarkan begitu saja, akan semakin membuat lagu kekinian dan menjamurnya lagu-lagu yang berisi syair ataupun liriknya tidak mendidik menjadi suatu pembenaran didalam masyarakat.

Yang jelas, dihadapkan dengan kian langkanya lagu-lagu yang edukatif, pemerintah dan para musisi pencipta lagu seyogianya bersinergi dan berkolaborasi untuk mengatasi kondisi ketidakseimbangan tersebut.

Dalam hal ini pemerintah memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibanding para musisi pencipta lagu, ini karena pemerintah memiliki wewenang untuk membuat regulasi ataupun kebijakan, untuk mempopularkan atau mengekspose lagu-lagu edukatif melalui berbagai saluran komunikasi dan informasi publik.


Pemerintah agar dapatnya menggalang serta mendorong para musisi pencipta lagu untuk memproduksi lagu-lagu edukatif bagi masyarakat dan juga lagu-lagu anak dengan cara mendukung dan memfasilitasi penyalurannya di berbagai saluran komunikasi dan informasi, seperti di media elektronik, Netflik, dan lain sebagainya yang sejenis.


Langkah lainnya adalah mengontrol bertumbuh pesatnya lagu-lagu yang dalam syair ataupun liriknya terkesan kurang bermoral dan mendidik, ini bukan berarti membelenggu kreatifitas, tapi memang sangat penting agar tidak semakin kebablasan dan lepas kontrol, karena terkesan seenaknya dan mengabaikan unsur moralitas dan edukasi.

Eksistensi lagu yang bermoral dan edukatif, masih dirasa amatlah begitu penting, dalam rangka mendidik bangsa, sehingga eksitensinya harus dipertahankan, harus ditumbuh kembangkan kembali, harus dibangkitkan kembali jangan sampai hilang ditelan zaman.

Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun