Jutaan lagu sudah tercipta di dunia musik Indonesia, semuanya mempunya ciri khas dan sesuai segmen dan genre masing-masing.
Namun sayangnya, dalam perjalanannya yang semakin kekinian, ternyata telah terjadi ketidakseimbangan yang terlalu jomplang.Â
"Semakin kekinian, lagu edukatif dan bermoral kian langka".
Karena dari sekian banyaknya lagu-lagu kekinian yang popular di kalangan masyarakat, baik itu lagu pop, dangdut, koplo, rock dan lagu genre lainnya, lebih banyak mengedapankan sisi komersialitas, selera, dan pangsa pasar, tapi kurang memiliki visi moral dan edukatif kepada masyarakat.
Bahkan, ironinya justru lebih banyak lagu-lagu yang dalam syair ataupun liriknya malah lebih banyak terkesan tidak mendidik dan mengabaikan moralitas.
Semakin kekinian, ternyata sudah sangat sulit dan kian langka adanya lagu-lagu yang mengandung pesan moral dan edukatif yang memiliki kekuatan karakter, kualitas, filosofis, dan kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi masyarakat.
Padahal, penyampaian pesan moral dan pesan edukatif melalui lagu, sangat efektif untuk mempengaruhi benak pikiran atau Theatre of Mind seseorang, bahkan bisa lebih dalam mengakar dalam hati dan jiwa.
Dihadapkan dengan kenyataan ini yang paling rentan sebenarnya adalah anak-anak, bagaimana bisa dilihat realitanya kalau kids zaman now atau anak zaman sekarang lebih banyak mendendangkan lagu-lagu dewasa kekinian dan ini dapat berpengaruh pada aspek moral dan tumbuh kembang anak.
Memang realitanya fenomena kekinian, memproduksi lagu edukatif dan lagu anak, kurang mendapat respon dari masyarakat.
Sehingga inilah juga yang menyebabkan kenapa para musisi pencipta lagu lebih banyak memproduksi lagu-lagu yang disesuaikan menurut selera pangsa pasar dan masyarakat.
Dengan kondisi kian langkanya lagu edukatif, ternyata juga turut mengancam juga eksistensi keberlangsungan perkembangan lagu-lagu pada genre anak-anak, karena pada kenyataannya sudah jarang terekspos atau sudah dirasa kurang familiar lagi pada anak-anak karena ikut tergerus seiring langkanya lagu edukatif yang tak lagi mampu mengimbangi popularitas dan pertumbuhan lagu kekinian tersebut.