Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lubang "Tikus" Layanan Loket, Apakah Masih Relevan?

21 Februari 2020   18:06 Diperbarui: 21 Februari 2020   18:11 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar artikel | Dokumen tajuk.co

Masih sering kita alami, bila kita melakukan pembayaran di berbagai loket-loket layanan transaksi, terdapat adanya lubang kecil pada kaca loket yang bentuknya mirip-mirip seperti lubang pintu masuk tikus di film kartun Tom and Jerry.

Sehingga ketika kita melakukan layanan transaksi diloket layanan tersebut, baik itu berbagai jenis pembayaran, menebus resep obat ataupun transaksi keadministrasian lainnya, maka kita mesti harus menunduk untuk bertransaksi atau hanya untuk sekedar bisa berbicara pada kasir diseberang loket layanan tersebut.

Ya, loket layanan lubang tikus tersebut sebenarnya kalau hingga saat ini masih diberlakukan, maka hal ini sudahlah kurang efektif dan sudah kurang relevan, apalagi kalau dipikir secara logika apa nyamannya sebenarnya bertransaksi seperti itu, pasalnya hal ini cukup menjadi kendala dalam transaksi ataupun komunikasi.

Sebab, kita mesti harus sampai menunduk-nunduk supaya jelas dalam bertransaksi maupun berkomunikasi Padahal ada cukup ruang yang lebar pada loket layanan transaksi tersebut yang seharusnya bisa dimanfaatkan.

Bisa kita bayangkan kalau yang bertransaksi tersebut adalah para lansia yang sudah sepuh, betapa kasihannya para lansia kita ini, kalau sampai harus menunduk-nunduk dalam bertransaksi dan berkomunikasi diloket layanan tersebut.

Belum lagi kalau para lansia kita ini harus mengalami kendala sudah berkurang pendengarannya, akan sangat ribet sekali sebenarnya komunikasi tersebut, ketika pihak loket yang diseberang harus mengeraskan volume suaranya kepada para lansia kita.

Atau sebaliknya para lansia kita ini mengalami kendala volume suaranya tidak maksimal, sehingga komunikasi jadi bertambah ribet diantara kedua pihak yang saling berkomunikasi, karena komunikasi jadi sulit saling menyambungnya.

Padahal bisa lebih nyaman kalau loket transaksi itu diberi ruang yang lebar, seperti misalnya loket layanan transaksi beli tiket film di bioskop, loket transaksi di kantor pos, loket transaksi teller bank, dan lain sebagainya yang pada umumnya saat ini menerapkan ruang loket layanan transaksi yang lebar dan nyaman untuk saling bertransaksi dan berkomunikasi.

Jadi, agak sedikit mengherankan sebenarnya, bila masih saja ada loket-loket layanan transaksi itu masih ada yang menerapkan loket lubang tikus tersebut, karena memang sudah kurang relevan lagi saat ini, bila hal tersebut masih saja diberlakukan.

Lalu apa solusinya?

Ya, solusinya adalah memberi saran ataupun kritik, bila saat kita bertransaksi diloket layanan yang masih menggunakan lubang tikus tersebut ada ruang kotak saran yang tersedia, maka kita bisa memberi saran dan masukan melalui kotak saran tersebut.

Atau bila tidak ada kotak saran ataupun mau lebih efektif, maka kita bisa langsung memberi saran dan masukan kepada pihak yang berwenang seperti pihak manajemen atau pengelola ditempat kita bertransaksi diloket layanan tersebut.

Meskipun, keputusan ada dipihak pengelola tersebut, tapi minimal kita sudah memberikan saran, setidaknya ini bisa menjadi evaluasi dari pihak pengelolanya untuk menjadi bahan pertimbangan.

Lebih afdol lagi sebenarnya, agar saran tersebut bisa lebih aspiratif dan didengar, karena mewakili suara orang banyak, maka kita tentu saja boleh mengajak turut serta orang-orang agar ikut memberi saran atau kritikan tersebut. Selama itu tujuannya untuk kebaikan bersama maka saran tersebut tidaklah terlarang untuk diaspirasikan.

Dan sejauh pengalaman penulis, ketika penulis pernah memberi saran tersebut, baik itu saran secara perorangan penulis atau mengajak serta orang-orang terkait pengelola yang masih menerapkan loket layanan lubang tikus tersebut, ternyata secara umumnya pihak pengelola loket layanan tersebut bisa menerimanya dan mempertimbangkannya bahkan akhirnya berkat saran tersebut, ada yang sudah tidak lagi menggunakan loket  lubang tikus tersebut.

Meskipun tidak penulis pungkiri, masih ada pihak pengelola yang masih tetap saja menerapkan layanannya tetap memberlakukan loket lubang tikus tersebut, tapi setidaknya kita sudah berusaha untuk memberi saran demi kebaikan, selanjutnya terserah dari pihak pengelola layanan loket tersebut, mungkin memang masih ada alasan-alasan tertentu yang mereka pedomani, kita juga tidak bisa memaksakannya tapi yang jelas kita sudah berupaya memberi saran.

Jadi kesimpulannya, bila dihadapkan dengan semakin pesat dan dinamisnya kemajuan zaman, maka loket layanan transaksi lubang tikus tersebut sudah kurang relevan lagi untuk diterapkan.

Sehingga sangatlah perlu bila kedepannya kalau masih ada loket layanan transaksi yang masih menerapkan lubang tikus tersebut, agar dapat kiranya sudah tidak diberlakukan lagi, karena pelayanan yang terbaik itu adalah memberi servis yang nyaman bersahaja, bersahabat dan pastinya harus memuaskan.

Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun