Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Tarif Ojol Naik, Kinerja Layanan Kurang, Aplikator Jangan Santuy Dong

11 Februari 2020   07:09 Diperbarui: 11 Februari 2020   07:12 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar layanan Ojol | Dokumen foto Selular.id

Tarif Ojol Naik, Kinerja layanan kurang, Aplikator Jangan Santuy dong

Tarif Ojol naik lagi, Ojol ngetem sembarangan, pelayanan Ojol kurang terkontrol dan kurang mutu serta kualitas, tapi aplikator Ojol tetap terkesan santuy santuy saja.

Masyarakat pengguna Ojol atau Ojek Online, saat ini nampaknya mesti berpikir dua kali, untuk tetap menggunakan layanan Ojol.

Pasalnya, tarif Ojol kembali mengalami kenaikan, padahal dengan tarif yang sebelumnya saja sudah dibilang cukup mahal dan dinilai kurang realistis.

Apalagi tren yang terjadi saat ini, para ojol yang dipesan sering kali tidak sesuai dengan pesanan yang tertera di dalam pemesanan aplikasi.

Kendaraan yang digunakan para Ojol yang seharusnya sesuai pesanan diaplikasi ternyata realitanya tidak sesuai aplikasi.

Sering yang terjadi justru konsumen mendapatkan ojol, mohon maaf saja dengan kendaraan yang sudah butut dan tidak layak.

Lalu, para Ojol sering ngetem di sembarang tempat, terkadang sampai harus menggambil ruang publik, ngetem di trotoar dan ngetem di badan jalan sehingga mengganggu ruang publik.

Aplikator terkesan kurang responsif dalam memberikan mutu pelayanan, kurang selektif dan semakin jor joran dalam perekrutan atau memberdayakan orang untuk menjadi Ojol tapi tanpa pertimbangan mutu dan kualitas.

Jadi, terkait hal ini semua, para aplikator Ojol seyogianya harus dapat lebih responsif, memberi solusi serta meningkatkan pelayanan yang semakin bermutu dan berkualitas.

Aplikator Ojol agar kiranya dapat mempertimbangkan kembali kenaikan tarif Ojol yang semakin mahal dan dinilai agak kurang realistis ini. Tapi yah, bisa bisa saja sih karena semua terserah dari pihak aplikator bila memang kebijakan tarif Ojol dinaikan.

Namun yang pasti, kenaikan tarif Ojol tersebut tentunya akan berpengaruh pada konsumen, sekarang konsumen akan jadi lebih hitung hitungan dalam menggunakan Ojol.

Sehingga konsumen bisa saja jadi meninggalkan layanan Ojol kalau dirasa tarif dinilai semakin tidak realistis atau jauh lebih mahal untuk apa pakai Ojol, mungkin konsumen akan kembali beralih kepada angkutan umum.

Atau boleh boleh saja tarif Ojol naik, tapi mesti ada peningkatan mutu dan kualitas pelayanan yang lebih baik dari pihak aplikator.

Para aplikator Ojol juga harus mempertimbangkan sisi perekrutan, sehingga harus lebih selektif, dan dapat memberi jaminan mutu dan kualitas terkait ojol saat dipesan, baik pengemudi ojolnya dan kendaraannya harus benar benar sesuai aplikasi.

Banyak konsumen yang merasa sangat kecewa, sudah tarifnya mahal tapi ojolnya tidak sesuai dengan pesanan di aplikasi, mau dicancel jadi serba salah dan tidak tega.

Para aplikator Ojol seharusnya juga wajib memberikan solusi, terkait para Ojol yang sering ngetem menunggu pesanan tapi mengambil ruang publik, tak jarang kita lihat para ojol sering ngetem disembarang tempat seperti dibadan jalan, ditrotoar, dipengkolan tikungan, dan tempat ruang publik lainnya.

Aplikator seharusnya dapat menyediakan semacam terminal atau bahasa kerennya shelter, untuk tempat tunggu atau ngetem sembari para Ojol menunggu pesanan.

Karena dengan ngetemnya para Ojol ini disembarang tempat, tentu saja sangat mengganggu kenyamanan publik.

Padahal ruang publik tidak bisa digunakan semata mata untuk kepentingan perorangan atau kelompok tertentu saja.

Jadi, berlatar dari semua penjabaran diatas, diharapkan agar dapatnya para aplikator Ojol dapat memikirkan, mempertimbangkan dan mengevaluasinya.

Kualitas mutu dan layanan kepada publik atau konsumen mesti ditingkatkan dan memprioritaskan penyediaan terminal terminal atau shelter bagi para Ojol agar tidak ngetem sembarangan.

Tentunya dengan kenaikan tarif Ojol yang semakin mahal, maka konsumen sangat berhak untuk menuntut kinerja, mutu maupun kualitas pelayanan yang terbaik.

Tapi, kalau para aplikator Ojol tetap terkesan santuy saja, maka siap siap saja, layanan Ojol bakal semakin ditinggalkan masyarakat atau konsumen.

Masyarakat atau konsumen berhak memilih yang mana yang lebih realistis, apakah tetap memilih menggunakan Ojol atau beralih ke angkutan umum.

Semoga bermanfaat.

Sigit Eka Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun