Ketika Sebuah Negeri Di Ambang Sandyakala
Coba lihat, tarian lidah kata kata yang dirangkai oknum pejabat dan birokrat itu, mulutnya banyak mengumbar janji manis, ternyata faktanya, banyak yang hanya melepehkan ludahnya belaka, bahkan mirisnya malah ada yang kembali dijilatinya dan ditelannya sendiri.
Sungguh memalukan,,,
Coba lihat, panggung politik itu, bagaimana drama dan sandiwara politik, dimainkan dan direkayasa sedemikian rupa oleh para oknum politisi, yang hanya mempertontonkan lawakan dan dagelan yang tak lucu, sangat tak laik jadi tuntunan.
Sungguh menyedihkan,,,
Coba lihat, tirani hukum semakin menjadi jadi, di permainkan oleh oknum pemangku kepentingan demi enaknya perut sendiri, sementara itu rakyat semakin tertindas, layaknya semakin tersayat tajamnya mata pedang, karena para oknum tirani membalik kan hukum jadi tajam kebawah tapi tumpul keatas.
Sungguh memprihatinkan,,,,
Coba lihat, kita rakyat jelata semakin tercekik, kebutuhan urusan perut semakin sulit terbeli dan terpenuhi, karena kebutuhan sandang pangan dan papan semakin merangkak naik harga.
sungguh memilukan,,,
Memalukan, menyedihkan, memprihatinkan, dan memilukan, sungguh saat ini betapa sebuah sandyakala sebuah negeri sedang didepan pelupuk mata.
Maka jangan hanyalah menyepi dan membisu dalam diam saja, bersuaralah, bergeraklah, berjuanglah, selamatkan negeri ini dari sandyakala yang semakin menghitam dan diambang menjemput itu,,,
Catatan Wong Cilik.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H