Karier dan jabatan tentu saja merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam dunia pekerjaan para karyawan di kantor.
Tentu saja dalam dunia kerja di kantor, suasana kompetisi antar rekan kerja pasti akan selalu ada, persaingan yang nyata melalui kinerja masing-masing bahkan persaingan keras dengan saling menjatuhkan dengan menghalalkan berbagai cara pun dilakukan demi mendapat tempat yang terbaik di kantor.
Sehingga seorang karyawan dalam mempertahankan eksistensinya di kantor mesti tetap menambah kualitas, wawasan, keahlian, kemampuan serta daya saing.
Tentunya jabatan merupakan target yang logis untuk memotivasi semangat kerja dan masa depan karier di kantor, mesti terkadang ada saja permainan politik yang terjadi di kantor.
Terkadang sering kita lihat ada saja rekan kerja yang menerapkan permainan politisnya seperti suka cari perhatian, atau cari muka, menjatuhkan rekan kerja yang lainnya atau bahkan melakukan lobi-lobi khusus demi mendapatkan jabatan yang diinginkan, sehingga persaingan jadi kurang kondusif ataupun kurang sehat.
Yah, itulah dinamikanya dan realitanya di dalam lingkup pekerjaan di kantor dan hampir di mana mana hal ini sama berlaku.
Nah, sedikit tulisan artikel ini mungkin bisa menjadi masukan mengenai karier dan jabatan di kantor, yaitu tentang bagaimana ketika di kantor kita sudah berjuang dengan loyalitas maksimal dan kesetiaan yang tinggi di kantor, tapi unsur pimpinan tak kunjung juga memberikan promosi jabatan atau karier yang kita jalani di kantor hanya begitu begitu saja.
Sejatinya 3 tahun adalah masa tunggu yang paling maksimal bagi karyawan untuk memperoleh promosi jabatan di kantor.
Jadi bila dalam masa 3 tahun ini kantor tidak segera mempromosikan seorang karyawan dalam jabatan, maka pertimbangan boleh dipikirkan, yaitu bertahan ataupun boleh resign.
Kenapa bisa begitu?
Biasanya pada fase tahun pertama, karyawan akan selalu memiliki motivasi untuk grow up atau bertumbuh kembang meningkatkan kualitas diri dan daya saing, dan pada tahun pertama bekerja inilah kantor akan menerapkan berbagai challenge, apakah karyawan layak dipertahankan atau tidak, pantas diposisikan pada jabatan sekarang atau tidak.
Nah, tahun pertama ini nilai kualitas diri tergantung bagaimana seorang karyawan dapat mengisi kualitas dan daya saing diri dengan power yang militan dalam bekerja.
Kemudian di tahun kedua adalah masa stabilisasi dan konsistensi karyawan dalam bekerja, apakah semakin meningkat ataukah semakin menurun, maka tinggal bagaimana kantor dan unsur pimpinan yang akan menilainya.
Sebenarnya karyawan juga bisa mengukurnya, yaitu apakah pekerjaan itu dirasa menjemukan, jenuh atau begitu begitu saja, nah di sinilah tingkatan yang menentukannya, semuanya tergantung bagaimana karyawan bisa melewati fase tahun ke 2 bekerja dengan catatan manis.
Di fase tahun ke 3 adalah fase terakhir, di sinilah letaknya apakah karyawan harus memutuskan tetap bertahan tanpa promosi jabatan dan bekerja rutin seperti biasanya tapi begitu begitu saja atau resign dari kantor karena target promosi jabatan tidak tercapai.
Karena di fase tahun ke 3 inilah siapa dan bagaimana tentang nilai karyawan itu di kantor ditentukan oleh unsur pimpinan, maka bila pada  akhirnya karyawan bisa melewati fase tahun ke 3 tapi tidak dapat promosi jabatan, ini artinya seorang karyawan hanyalah memiliki nilai yang biasa saja di kantor.
Tapi terkadang wajar juga bila seorang karyawan merasa keberatan karena sudah merasa berbuat yang terbaik dan maksimal mencurahkan segala daya upaya bagi kualitas dan daya saing tapi tidak dapat promosi jabatan.
Bahkan bisa dibilang lebih baik dari karyawan lainnya, tapi kita tidak dihargai oleh kantor dengan mempromosikan jabatan maka sekarang pilihannya tinggal di karyawan.
Apakah terus melanjutkan pekerjaan di kantor tapi hanya memiliki nilai yang biasa saja dan kerja yang begitu begitu saja ataukah menyatakan resign dari kantor dan mencari tantangan baru di tempat lain yang bisa lebih proporsional menghargai karyawan, yah pilihan hanya tinggal 2 ini saja.
Bila karyawan tetap memilih bertahan di kantor dan melanjutkan pekerjaan rutinnya, maka yang banyak berlaku dan terjadi adalah seorang karyawan akan sering menetap disitu situ saja posisinya dan stuck hingga akhirnya sampai juga di zona nyaman, tetap digaji, tapi maju  enggak mundur enggak, yah sudah itu itu saja yang dikerjakan.
Meskipun tidak menutup kemungkinan pada suatu saat tertentu akan ada kesempatan pada akhirnya karyawan dapat promosi jabatan tapi yah itu tadi butuh waktu bertahun tahun lamanya.
Tapi bila karyawan ada yang memilih resign dan mencari tempat lain, maka selama  masih memiliki motivasi yang tinggi dan mengejar target yang di inginkan, kesempatan itu akan terbuka lebar.
Bukan tidak mungkin suatu saat seorang karyawan akan menemukan tempat yang begitu sangat menghargai loyalitas dan kesetian karyawan dan akhirnya memberikan kesempatan dalam mendapatkan promosi jabatan.
Yah semuanya kembali pada keputusan masing masing dari karyawan, tetap bertahan atau mencari tempat yang baru.
Tentunya secara umumnya, setiap pengalaman di manapun karyawan bekerja harus selalu menjadi guru yang berharga, sehingga selalu bisa mengukur kemampuan dan potensi diri dalam bekerja, dan meminimalisir kesalahan kesalahan dalam bekerja.
Lalu bagaimana sih agar di setiap kantor karyawan bisa memperoleh peluang jabatan?
Seperti pada penjabaran saya di atas, patokan 3 tahun di kantor itu bukan hanya soal waktu yang berubah, tapi sangat berpengaruh pada value dalam diri karyawan yang harus ikut berubah.
Jika seorang karyawan dalam bekerja di kantor dan ingin mendapatkan promosi jabatan di kantor, maka seorang karyawan harus terus meng-upgrade diri untuk memposisikan pada jabatan yang jadi target tujuan tersebut.
Berganti baju berkali kali pekerjaan demi mencapai target jabatan di tempat lain tidak akan pernah ada gunanya bila seorang karyawan tidak meng-upgrade dirinya sendiri.
Jadi seorang karyawan boleh menengok dalam diri, jika memang punya planing untuk memperoleh promosi jabatan maka seorang karyawan mesti punya timeline yang jelas tentang bagaimana dapat memantaskan diri sebagai karyawan yang layak dipromosikan.
Sehingga aktualitas dan action karyawan di kantor harus selalu segar dan perlu improvisasi dalam rangka meningkatkan value diri, karena aroma persaingan keras antar karyawan itu akan selalu ada.
Pastinya tidak hanya satu karyawan saja yang mengincar posisi promosi jabatan jabatan yang ada di kantor, karena karyawan lainnya akan selalu berlomba lomba mengupgrade dirinya.
Maka siapa yang tertinggal dalam arena balap itu, atau siapakah yang jadi kampiunnya, tinggal bagaimana para karyawan dapat berpacu dengan kepantasan dan kelayakan diri masing masing.
Jadi sekarang intinya bila seorang karyawan ingin mendapatkan promosi jabatan di manapun bekerja, maka tempatkanlah kepantasan dan kelayakan diri karyawan pada posisi jabatan yang dituju itu, maka niscaya promosi jabatan tersebut akan didapatkan dengan sempurna.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H