Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tendensiusnya "Kubu Sebelah", Dampak Sensitif 10 Tahun Terpolarisasi

3 Desember 2019   23:28 Diperbarui: 3 Desember 2019   23:34 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen Tribunnews.com

Apalagi perhelatan Pemilu Pilpres langsung tahun 2019 lalu semacam revans dari Pilpres 2014, sebagai ajang pembuktian siapakah yang paling layak menang, kemenangan yang sangat bergengsi untuk dapat diakui, apakah Cebong atau Kampret yang layak diatas.

Kesalahan besar para elit politik yang kurang bijaksana mengusung kader kandidat calon presiden jadi penyebabnya.

Dua kali perhelatan Pilpres dengan hanya dua kandidat pasangan yang bersaing. Dengan mengusung masing masing calon presiden pada pilpres 2019 dengan kandidat yang sama pada pilpres sebelumnya.

Inilah yang patut jadi pelajaran berharga, mengapa terjadi kubu sebelah, kubu cebong ataupun kubu kampret di negeri ini.

Oleh karenanya kedepan agar dapatnya perhelatan Pemilu Pilpres tidak hanya mengusung dua Paslon yang bersaing tapi bisa tiga paslon atau empat paslon agar lebih demokratis.

Masa 10 tahun terpolarisasi bukanlah masa yang singkat begitu saja dapat hilang dari benak masyarakat. Inilah yang patut disadari, mengapa masyarakat begitu sangat sensitif dan tendensius saat ini.

Semoga saja kedepan pemerintah, para elit politik ataupun para pemangku kepentingan lainnya, dapat lebih evaluatif dan menjadikan sebagai pengalaman berharga agar jangan sampai terulang kembali.

Semoga bermanfaat.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun