Kerap kali kita mendengar statemen-statemen yang diutarakan oleh orang-orang seperti dari Pejabat pemerintahan/publik, Politikus hingga dari kalangan masyarakat yang mengandung kata-kata kubu sebelah.
Sebenarnya apa sih maksudnya kubu sebelah itu? Bagaimana bisa bermakna sensitif, tendensius dan mempolarisasi?
Kubu menurut KBBI bisa berarti sekelompok pendukung/pihak sedangkan, Sebelah, dari kata dasar belah maka kata sebelah bisa berarti sisi yang terpisah dari satu bagian. Sehingga kubu sebelah bisa diartikan sekelompok pendukung/pihak yang terpisah.
Kalau kata kubu sebelah bila di lontarkan oleh masyarakat biasa maka dapat bermakna lumrah saja atau dapat dimaklumi.
Akan tetapi akan jadi sangat berbeda makna ketika kata kubu sebelah di lontarkan oleh para Pejabat pemerintahan/publik ataupun para Politikus. Karena kata kubu sebelah akan sangat bermakna tendensius yang cenderung mengarah pada makna politis dan makna memisahkan ataupun mempolarisasi.
Seperti bila pejabat pemerintahan/publik yang melontarkan statemen yang mengandung kata kubu sebelah maka ini bisa berarti bahwa kubu sebelah yang dimaksud adalah sekelompok pihak yang berada diluar pemerintahan, kelompok yang tidak sejalan dengan pemerintahan, pihak yang selalu mengkritisi pemerintahan atau dengan kata lain sebagai pihak lawan.
Akan sangat tendensius lagi kalau para petinggi partai politik yang mengatakannya, maka sangatlah jelas bahwa statemen yang mengandung kata kubu sebelah akan dapat bermakna menegaskan sebagai pihak lawan politik.
Jadi, kata kubu sebelah akan sangat bermakna tendensius sangat tergantung pada orang orang yang memiliki jabatan baik di pemerintahan, ataupun jabatan partai politik yang ada pada diri seseorang dalam strata masyarakat.
Biasanya Kubu sebelah lahir dari adanya sebuah persaingan yang harus melahirkan pemenang, Â apapun itu bentuknya persaingan tersebut akan menghasilkan konsekuensi dua belah pihak yang saling berkompetisi.
Memang faktanya, mulai dari Pemilu Pilpres 2014 hingga Pemilu Pilpres 2019, baik pra Pemilu Pilpres, pasca Pilpres, dan sampai sekarang ini bangsa Indonesia masih terpolarisasi dalam dua kelompok besar masyarakat.
Dua kelompok besar tesebut yaitu satu kelompok masysrakat yang mendukung pemerintahan yang saat ini berlangsung dan kelompok yang kritis kepada pemerintahan akibat dampak kalahnya kelompok yang dulunya didukung.