Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kekuasaan Bukan Semata Berbagi Jatah, Tapi...

17 November 2019   17:08 Diperbarui: 17 November 2019   17:14 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Masyarakat Indonesia masih menanti penuh harap bagaimana gebrakan dan lompatan lompatan hebat yang akan dijalankan sesuai dengan visi misi yang dicanangkan oleh roda pemerintahan dan negara yang dinahkodai oleh Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi kedepan.

Jokowi boleh dikata sudah tanpa beban, karena ini adalah puncaknya beliau berkuasa di negeri ini atau memimpin bangsa ini, karena berikutnya Jokowi harus menyerahkan tampuk pimpinan pada presiden berikutnya di tahun 2024 mendatang.

Yang jelas bersamaan dengan itu tujuan para elit politik partai yang setia berada dibelakang Jokowi untuk kembali berkuasa sudah tercapai.

Sekarang ini tinggal bagaimana menjalankan kepentingan politis praktis  yang diusung sebelumnya dan dijalankan  bersamaaan dengan kepentingan rakyat.

Apalagi realitanya saat ini, Kursi kursi legislatif, para pejabat menteri, wakil menteri dan setingkat menteri, berbagai BUMN dan mungkin juga institusi pemerintahan lainnya akan banyak diisi oleh para elit politik dan orang orang yang banyak berjasa memenangkan Jokowi dalam pesta demokrasi yang lalu.

Puncak kekuasaan telah direngkuh yang tersisa adalah bagaiamana membagi bagi kekuasaan itu sampai habis. Bahkan saking menggiurkannya kekuasaan itu,  ada yang membuat lawan politik harus merapat hanya demi mendapatkan jatah kekuasaan.

Ada yang tidak terima dengan merapatnya lawan politik apalagi kebagian jatah kekuasaan, namun pertentangan itu akhirnya terbungkam juga karena jatah kekuasaan itu sendiri.

Sementara itu, kekuasaan yang direngkuh oleh pihak yang kalah atau oposisi dilegislatif hanya bagaikan sisa remah remah kekuasaan belaka.

Betapa kekuasaan sebegitu menggiurkannya untuk dapat memiliki, supremasi, superioritas, pengaruh, ataupun pengakuan dalam strata politik di Indonesia.

Sehingga pada akhirnya yang sering terjadi adalah kekuasaan itu hanyalah bak sebuah konsep bagi bagi jatah kekuasaan ataupun bagi bagi jabatan belaka, dan malah condong lebih mengakomodir kepentingan politik praktis.

Inilah yang terkadang sering dijadikan alasan bagaimana kekuasaan begitu diperebutkan, padahal seyogianya konsep kekuasaan itu adalah ketika kekuasaan sudah dapat didapat, maka bagaimana kekuasaan itu dapat mewakili seluruh rakyat dan merebut hati rakyat untuk dapat menjalankan amanah kekuasaan yang dipercayakan oleh rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun